Monday 23 August 2010

AYAH YANG KESEPIAN


Lukas 15:11-32 ‘Perumpamaan tentang anak yang hilang.’

Ayat 31: Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu.

Kisah anak yang hilang mungkin sudah sering kita dengar. Bahkan sering menjadi perumpamaan yang ditujukan untuk meledek seseorang yang lama tidak berkumpul atau berjumpa dalam suatu kelompok. Kisah anak yang hilang juga dikaitkan dengan kisah anak yang memboroskan hartanya (English: prodigal son). Hampir semua renungan merujuk anak yang hilang sebagai perumpamaan yang cocok untuk menunjukkan kasih Bapa dalam menerima kembali orang yang jatuh kembali dalam dosa.

Tuhan Yesus selalu menggunakan perumpamaan untuk menjelaskan maksudnya. Tentu saja, perumpamaan yang sesuai dengan situasi dan budaya pendengarnya. Ini patut kita contohi dalam pekerjaan, pelayanan atau di bidang apapun. Kita harus memastikan, jika kita hendak menyampaikan suatu maksud, harus ada yang melatar belakangi maksud tersebut dan juga cara penyampaian yang sesederhana mungkin agar dipahami orang lain.

Perumpamaan anak yang hilang ini tidak berdiri begitu saja. Sebelumnya ada perumpamaan-perumpamaan yang lain dan sesudahnya juga. Tentunya, setiap perumpamaan dimaksudkan untuk menguatkan dan menambah penjelasan atas masalah yang melatar belakanginya. Dan yang melatar belakangi perumpamaan anak yang hilang ini terdapat pada ayat 1 dan 2 dalam pasal 15 ini. Sebagai berikut:

Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: “Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama mereka.”

Jadi ada kelompok orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat (yaitu tokoh alim ulama) yang merasa dirinya bukan orang berdosa. Juga ada kelompok pemungut cukai dan orang-orang berdosa, keduanya disamakan sebagai orang-orang berdosa. Tentu saja ini menurut pandangan budaya dan agama yang ada di masyarakat saat itu. Pemungut cukai bekerja untuk pemerintah penjajah yaitu Romawi, sehingga mereka digolongkan orang berdosa atau penghianat. Bukankah ini terjadi sampai sekarang? Bahwa kelompok tertentu merasa diri lebih benar dari yang lainnya? Padahal tidak satupun mereka yang tidak termasuk orang-orang berdosa. Semuanya manusia berdosa.

Dalam perumpamaan anak yang hilang ini dapat di bagi dalam 3 tokoh. Yaitu sang ayah, si anak sulung dan si anak bungsu.

Si bungsu datang kepada ayahnya meminta bagian warisannya. Sungguh sangat mengerikan bukan? Sementara ayahnya masih sehat hidup bugar, tetapi anak bungsunya ini sudah meminta warisan kepada ayahnya. Seakan-akan di mata anak ini, ayahnya sudah mati. Betapa tersayat hati ayahnya. Namun demikian, dibagikanlah seluruh miliknya sebagai warisan kepada kedua anaknya. Bayangkan respon pendengar saat itu, yang memiliki tradisi budaya yang kuat seperti Israel. Tentunya ada yang marah, emosi, kecewa, dan sedih dengan pendahuluan perumpamaan Tuhan Yesus ini.

Tetapi tidak berhenti begitu saja, kisah ini semakin menyentuh emosi pendengar ketika si bungsu itu kemudian melakukan tidakan yang lebih tidak manusiawi dan tidak hormat lagi. Si bungsu menjual seluruh harta bagiannya dan pergi ke negeri yang jauh. Bukan saja dia menolak ayahnya, namun seluruh tradisi dan bangsanya. Karena pada masa itu, warisan berupa tanah dan properti adalah nilai yang berharga. Yang tidak boleh berpindah milik ke suku dan atau bangsa lain. Karena mendapat bagian dalam tanah perjanjian itu melalui perjuangan yang berat. Lagipula, tanah perjanjian adalah janji Allah bagi umat Israel saat itu dan warisan turun temurun bagi umat Israel.

Bukan itu saja, bagai sinetron yang mencapai puncaknya, si bungsu pergi berfoya-foya dengan hartanya itu. Bahkan melakukan semua kesenangan dan dosa apapun yang bisa dan dia inginkan. Tentunya jika ini di’sinetron’kan, banyak penonton yang akan geram dan marah. Apalagi diselingi cuplikan ayah terkasih yang terpuruk dalam kesedihan atas kelakuan anaknya ini atau bahkan sakit-sakitan. Karena tentu si ayah mengetahui semua kelakuan anaknya ini, karena beritanya sampai kepada ayahnya. Terbukti pada bagian terakhir, anak sulung mengkonfirmasikan bahwa si bungsu itu telah berfoya-foya dengan pelacur-pelacur.

Tetapi kemudian habislah uang anak bungsu ini, dan diperparah dengan bencana kelaparan yang melanda negeri dimana dia berada. Kemudian anak bungsu ini melarat. Karena tidak memiliki apapun, tentu tidak ada yang berteman dengannya. Kenapa? Karena selama ini, semua orang yang berteman dengannya hanya karena anak ini memiliki uang yang banyak. Bagaimanakah dengan saudara? Apakah teman-teman anda mau berteman karena uang saudara banyak? Hati-hatilah!

Tentu pendengar (penonton jika di’sinetron’kan) mulai berpikir: “Nah inilah upahmu. Sudah sepantasnyalah anak ini mendapatkan karma sedemikian hebat.”. Bukan hanya melarat, anak ini terpaksa bekerja menjadi penjaga ternak babi. Kenapa bukan menjaga domba, melainkan menjaga babi? Babi adalah hewan haram bagi orang Israel, tetapi tidak bagi orang bukan Israel. Jadi makin jelaslah bahwa anak ini meninggalkan kotanya untuk tinggal di kota yang bukan milik bangsanya sendiri.

Kemudian si bungsu menyesali dirinya dan berpikir untuk kembali dan minta ampun pada ayahnya. Dia tidak punya harta lagi, tentunya dia hanya berharap agar bisa menjadi orang upahan atau pekerja di ladang ayahnya. Paling tidak, tidak perlu menjaga ternak babi dan tidak perlu mati kelaparan karena sekalipun hanya makanan ternak babi untuk mengisi perutnya, namun tidak ada yang mau diberikan kepadanya.

Kemudian anak itu kembali ke rumah ayahnya. dan tentunya sangat mengejutkan bagi pendengar ketika Tuhan Yesus menceritakan bagaimana sang ayah menyambut anaknya bergitu sukacita dan membuat pesta besar bagi anak yang hilang itu. Inipun sangat bertentangan dengan budaya saat itu. Tentunya, bagi seorang anak yang murtad maka seharusnya anak itu tidak dapat kembali seperti semula, tetapi harus bekerja seperti orang upahan biasa. Itulah tradisi yang berlaku.

Seringkali renungan ini berakhir pada bagian ini, yaitu ketika sang ayah menerima kembali anak yang hilang ini. Ada juga yang mengakhiri sampai kepada kemarahan dan kekecewaan anak sulung karena pesta tersebut. Tapi coba kita lanjutkan lagi. Apakah alasan kemarahan dan kekecewaan anak sulung itu?

Kalau dipikir-pikir, anak sulung ini adalah anak yang ideal bagi ayahnya. Saya yakin semua pendengar (atau penonton) akan setuju. Karena anak sulung ini bertahun-tahun bekerja untuk ayahnya, bahkan melakukan semua perintah ayahnya. Sempurna! Kecuali saat ini, saat dia marah dan tidak mau masuk ke dalam pesta sebagai bentuk protesnya.

Anak sulung dengan jelas menyatakan ketidak-sukaannya karena ayahnya berbelas kasihan pada si bungsu yang telah mempermalukan dan menghabiskan hartanya. Tapi ada juga yang berpendapat, bahwa mungkin si anak sulung marah karena bagian hartanya dipakai ayahnya untuk membuat pesta itu. Tapi ternyata bukan ini alasan kemarahannya. Ada sesuatu yang salah dalam diri anak sulung ini.

Seperti yang kita ketahui sebelumnya, bahwa seluruh harta ayahnya telah dibagikan kepada kedua anaknya ini. Jadi sudah pasti harta yang saat ini ada adalah milik anak sulung bukan? Tetapi anak sulung ini justru bekerja keras seperti seorang upahan kepada ayahnya. Tujuannya adalah mendapatkan penghargaan dari ayahnya. Sayang sekali, dia tidak menyadari bahwa dia sedang bekerja untuk miliknya sendiri. Dia tidak sedang memberikan apa-apa kepada ayahnya. Ayahnya tidak memiliki apa-apa lagi. Apa yang menjadi milik ayahnya, itu juga miliknya.

Bagaimana menurut saudara? Sungguh menyedihkan ayah ini. Betapa sepi hidupnya. Semua anaknya menganggap sepi dirinya. Si bungsu meninggalkannya dengan memboroskan semua bagian hartanya. Sedangkan si sulung sibuk bekerja di ladang. Berusaha mendapatkan prestasi pelayanannya. padahal dia satu-satunya anak yang tersisa ketika si bungsu pergi. Seharusnya dia tidak perlu membuktikan apapun lagi pada ayahnya. seharusnya dia memberi banyak waktu untuk ayahnya, bahkan seharusnya dia yang membuat pesta untuk ayahnya untuk menghibur ayahnya, bukan sebaliknya. Seharusnya si sulung rela mencari penghiburan bagi ayahnya yaitu dengan mengejar atau mencari adiknya. Padahal si sulung tahu apa yang dilakukan, apa yang terjadi dan dimana si bungsu berada.

Bukankah kisah ini mewakili kita? Orang-orang berdosa yang dimaksud orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu menggambarkan anak bungsu, sedangkan mereka sendirilah anak sulung itu. Pemungut cukai dan orang-orang berdosa itu juga anak-anak keturunan Abraham, yang juga bangsa Israel, umat kepunyaan Allah. Namun mereka seperti si bungsu. Tetapi para tokoh agama dan orang-orang saleh (farisi) dari kaum bangsa Israel juga tidak berbeda dengan pemungut cukai dan orang-orang berdosa. Keduanya, baik si bungsu dan si sulung menganggap sepi ayahnya. Betapa sedihnya ayah ini.

Memang benar banyak jiwa-jiwa yang masih terhilang. Sehingga sering kali kita memandang orang lain seperti memandang anak bungsu itu. Tetapi tidak menyadari juga bahwa kitapun bersikap seperti anak sulung itu. Kita sibuk dengan meningkatkan kadar iman dan moral kita. Berusaha hidup lebih suci dari orang lain. Kita berusaha mendapatkan kelayakan di hadapan Tuhan padahal kita sudah diselamatkan melalui iman kepada-Nya. Kita sibuk bekerja di dalam pengharapan suatu saat kita pantas menerima berkat dan pengakuan, padahal seluruh berkat sudah milik kita, milik bersama dengan Bapa di Sorga. Dia ingin kita mengerti isi hati-Nya dan bekerjasama dengan Dia, bukan bekerja sendirian.

Tujuan kita salah. Kita bukan mengasihi Bapa dengan diri kita, tetapi berusaha menyenangkan Bapa dengan perbuatan kita. Bapa di Sorga tidak memerlukan uluran tangan kita, hasil kerja kita, atau prestasi kita. Kita memang akan dan perlu melayani Tuhan dan mencari jiwa-jiwa. Tetapi Dia ingin agar kita tidak menganggap Dia sepi. Dia ingin bersama kita! Amin.


“Tidak ada yang lebih menyakitkan bagi seseorang selain dianggap sepi walau selalu disisinya.”


by: Mark Dohar Simatupang

Friday 20 August 2010

Yesus menyembuhkan seorang yang sakit kusta

Pembacaan: Lukas 5:12-16

Salam sejahtera jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Kiranya melalui pelayanan ini, kita dapat bertumbuh bersama untuk memuliakan Tuhan kita.

Perenungan kita pagi ini tentang Yesus menyembuhkan seorang yang sakit kusta. Mungkin kisah ini sudah berulang kali kita dengar sejak kecil di sekolah minggu. Tetapi mungkin masih banyak dari kita yang belum paham makna yang terkandung dibalik kisah ini. Bagi banyak orang, ini hanyalah salah satu kisah kuasa penyembuhan dari Tuhan Yesus. Banyak kisah penyembuhan dalam Alkitab, sehingga beberapa golongan Kristen lebih memusatkan pelayanannya pada kesembuhan ilahi. Dan seringkali kita menjadi kehilangan maknanya.

Bukankah setiap hari sejak dunia diciptakan Allah tetap melakukan penyembuhan? Sesungguhnya tidak ada orang yang disembuhkan oleh obat ataupun dokter, tetapi seluruh kesembuhan itu atas anugerah Tuhan.

Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus. Seorang pengidap penyakit kusta adalah justru tidak merasakan sakit, ketika terluka, tergores, ataupun terbakar api pada bagian tubuhnya. Mengapa? Karena kusta adalah penyakit yang menyerang sel saraf perasa pada tubuh manusia. Jadi biasanya seorang penderita kusta akan mengalami kerusakan sel pada tubuhnya baik karena infeksi maupun sebab lainnya. Sehingga kita lihat penderita kusta memiliki kulit yang rusak, bahkan anggota tubuh yang hilang lenyap karena membusuk.

Kusta menjadi momok bagi orang Israel. Penderita kusta dianggap najis dan tidak boleh tinggal bersama dalam kota. Penderita kusta tinggal di tempat-tempat terpencil dan di bukit-bukit padang gersang. Orang kusta jika ke kota, hanya untuk membeli persediaan makanan dan sebagainya. Itupun jika mereka bertemu orang, mereka harus menghindar sambil berseru “najis..najis!”. Sehingga orang lainpun menyingkir dan tidak bersentuhan dengan mereka. Karena jika bersentuhan, atau bahkan hanya dengan bekas tempat duduknyapun, secara agamawi dan sosial orang lain menjadi turut najis secara jasmani maupun rohani.

Kusta adalah gambaran dosa. Kusta itu menjadi status bagi penderitanya. Demikian juga dosa. Dosa bukanlah hasil perbuatan manusia yang melanggar aturan agamawi, tetapi status manusia. Karena manusia hakekatnya manusia berdosa, maka kecenderungannya adalah berbuat dosa. Sama seperti penyakit kusta yang tidak menyadari rasa sakitnya, demikian juga manusia berdosa tidak menyadari keberdosaannya alias mati rohaninya.
 

Orang berdosa tidak mengerti hal-hal rohani, bagi mereka hal-hal rohani adalah kebodohan belaka, hidup dalam hawa nafsu, pikiran jahat dan mengikuti jalan-jalan penguasa kegelapan yaitu bapa segala dusta.

Menyembuhkan seorang kusta kembali menjadi sedia kala adalah hal yang mustahil dilakukan manusia. Hanya Yesus yang sanggup menyembuhkan kusta. Hanya Yesus pulalah yang sanggup menghapus dosa manusia.

Paling menarik jika kita menceritakan kisah ini kepada anak sekolah minggu dengan mengunakan gambar-gambar. Bayangkan betapa senangnya anak-anak ketika gambar seorang kusta yang jari-jarinya, hidungnya, kulitnya sudah terluka membusuk kemudian secara ajaib disembuhkan Tuhan Yesus dan gambarpun berganti dengan gambar seorang yang memiliki tubuh sehat dan anggota badan yang kembali sempurna.


Demikianlah kuasa Tuhan Yesus yang besar, lewat pengorbanan-Nya pada salib untuk menebus dosa-dosa kita manusia. Kasih karunia Allah itulah yang menyembuhkan kita dari dosa dan mampu mengembalikan kita sempurna sebagai anak-anak Allah. Jikalau kita menyadari dan menaruh diri kita dalam kisah ini, sebagai orang kusta, yaitu orang berdosa. Tentunya kita membutuhkan pertolongan besar dari Tuhan. Kisah ini diletakkan dalam Alkitab bukan hanya sebagai suatu peristiwa penyembuhan ilahi saja tetapi menjadi cermin untuk menyadarkan diri kita. Kita tidak berdaya menghapus dosa sebagaimana orang kusta itu tidak berdaya menyembuhkan dirinya. Tetapi jika kita datang pada Tuhan Yesus, Dia selalu siap menerima kita untuk menyembuhkan kita dari status manusia berdosa menjadi anak-anak Allah. Amin.

Yohanes 1:12 “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya”

Orang lumpuh disembuhkan

Pembacaan: Lukas 5:17-26

Selamat pagi jemaat yang terkasih dalam Kristus Yesus. Terpujilah Allah yang telah memberikan hidup-Nya, mati-Nya dan bangkit-Nya untuk kita sepenuhnya. Kasih karunia-Nya melimpah dalam hidup kita.

Pagi ini kita merenungkan salah satu kisah penyembuhan lagi dari Alkitab. Pada suatu waktu, Tuhan Yesus sedang mengajar di sebuah rumah. Tentu saja sebelumnya Tuhan Yesus telah melakukan perbuatan ajaib, maka banyak orang datang ke rumah itu untuk cari kesembuhan, cari jawaban atas masalah, cari uang mungkin, atau hanya melihat-lihat, mendengar atau bahkan menyelidiki Tuhan Yesus. Jadi rumah penuh sesak.

Tetapi, saat itu datanglah beberapa orang mengusung tempat tidur, dan di atasnya tergolek seorang lumpuh yang tidak berdaya. Sudah lama dia sakit lumpuh. Mungkin juga sudah banyak tabib yang dikunjungi. Mungkin dia juga sudah patah semangat. Kakinya telah mengecil dan tubuhnya kurus. Mentalnya telah ambruk karena hanya menjadi beban bagi keluarganya. Bisa jadi, justru keluarganya telah meninggalkannya. Malang benar orang ini.

Sungguh baik orang-orang yang mengusung orang lumpuh ini. Mereka beriman bahwa Yesus bisa menolong kawannya itu. Karena ketika mereka tidak dapat memasukkan orang sakit itu lewat pintu, karena penuh orang, mereka rela naik atap rumah, membongkarnya, menurunkan orang lumpuh itu ke bawah, tepat di hadapan Tuhan Yesus. Tetapi Tuhan Yesus tidak mengatakan dia untuk sembuh, malah mengatakan: “Hai saudara, dosamu sudah diampuni!”. Tentu ini tidak sesuai dengan harapan semua orang bukan?

Oh ternyata Tuhan Yesus tahu yang terpenting yang dibutuhkan manusia. Dia menunjukkan bahwa dosa adalah lebih parah daripada kelumpuhan jasmani. Kita semua, sebelum bertobat dan percaya pada Kristus, sama dengan orang lumpuh itu. Kita tidak berdaya dalam dosa. Kita tidak dapat menyucikan atau menghapus dosa kita. Kita tidak berdaya atas godaan Iblis maupun kedagingan kita. Kita benar-benar lumpuh rohani.

Orang-orang yang mengusung itu, menggambarkan kawan-kawan kita yang telah lebih dahulu beriman, melihat kuasa Kristus, semangat tak menyerah, mau malu, terus memberitakan kasih Allah, membawa jiwa-jiwa kepada Kristus. Walau resiko yang dihadapi besar. Bayangkan, jika merusak rumah orang, tentunya pemiliknya marah, bisa saja dilaporkan polisi atau menganti rugi kerusakan yang ada. Itulah harga yang harus dibayar!

Tetapi kemudian, ucapan Tuhan Yesus kepada orang lumpuh itu bahwa dosanya diampuni, menuai protes dari ahli Taurat dan orang Farisi, sekalipun baru diucapkan dalam hati mereka. Namun Tuhan Yesus mengetahui itu, untuk menjawab protes itu, Tuhan Yesus menunjukkan dua hal yang menyatakan ke-Allahan-Nya, yaitu:

Pertama, Tuhan Yesus mengetahui isi hati manusia. Ketika Ahli Taurat dan orang Farisi menuduh Tuhan Yesus menghujat, walau hanya dalam pikiran, Tuhan Yesus tahu, dan langsung menegur mereka tepat seperti isi pikiran mereka. Hanya Allah yang maha tahu sampai kedalaman hati manusia. Jadi Yesus adalah Allah yang maha tahu itu sendiri.

Kedua, Tuhan Yesus berhak dan mampu mengampuni dosa. Bukankah benar pikiran para ahli Taurat dan orang Farisi, bahwa hanya Allah yang mampu mengampuni dosa? Jadi Tuhan Yesus memerintahkan orang lumpuh itu: “bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!”. Dan orang itu seketika itu juga melakukan semuanya itu. Secara medis, ini tidak mungkin terjadi. Karena seorang yang telah lama lumpuh, tentu memiliki otot-otot kaki yang lemah dan mengecil, tapi ajaib, otot-otot itu langsung kuat dan menjadi normal artinya tercipta kembali. Secara medis juga, tidak mungkin seorang, yang telah lama berbaring dapat langsung berdiri dan berjalan, apalagi memikul tilamnya. Karena jika tiba-tiba berdiri, pastilah akan membuat pusing dan pingsan. Jadi ini bukti Tuhan Yesus adalah Allah pencipta itu sendiri.

Jadi dari dua bukti ini, jikalau Tuhan Yesus adalah Allah yang maha tahu dan juga Allah sang pencipta, maka Tuhan Yesus dapat mengampuni dosa manusia.

Jadi, siapakah kita dalam kisah ini? Dimanakah kita kita saat berhadapan dengan Tuhan Yesus? Sebagai ahli Tauratkah atau orang Farisikah? Orang banyak yang mencari kesembuhan sajakah? Atau pendengar sajakah? Atau para pengusung itu? Ataukah mungkin, anda adalah orang lumpuh itu? Marilah datang kepada Tuhan Yesus, percayalah pada-Nya, karena Dialah Allah yang sejati yang dapat mengampuni dosa kita. Amin.


Yohanes 1:14: “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemulian-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”.



Yesus membangkitkan anak Yairus (Jesus raised the daughter of Jairus)

Pembacaan: Lukas 8:40-55

Salam kasih Kristus bagi seluruh jemaat yang dapat dijangkau, kiranya hari ini Tuhan mencurahkan berkat-berkat rohani maupun jasmani bagi kita sekalian. Sepatutnya kita mengucapkan syukur pada-Nya.

Kisah dalam pembacaan tadi dimulai ketika Tuhan Yesus kembali ke kota setelah perjalanan menyeberangi danau Galilea. Sebelumnya Tuhan Yesus sudah menunjukkan kuasanya atas alam ketika meredakan angin ribut yang melanda perahu mereka. Juga ketika diseberang danau, yaitu di Gerasa, Tuhan Yesuspun mengusir roh jahat dari seorang yang kerasukan banyak setan. Bahkan ketika masih di Nain, Tuhan Yesus membangkitkan seorang pemuda yang sudah meninggal dunia (dapat dibaca pada pasal-pasal sebelumnya).

Setelah di kota, datang seorang kepala rumah ibadat bernama Yairus. Dia tersungkur pada kaki Tuhan Yesus, meminta Tuhan Yesus datang ke rumahnya untuk menyembuhkan anaknya yang sakit. Yairus sangat yakin bahwa Tuhan Yesus sanggup menyembuhkan anaknya. Kalau tidak yakin, bagaimana mungkin seorang ayah tega meninggalkan anaknya yang sakit keras dan pergi mencari seseorang? Tentu Yairus sangat yakin. Dan Tuhan Yesus bersedia datang ke rumah Yairus. Yairus berpikir, "oh pastilah semuanya akan beres saja".

Tetapi Tuhan Yesus tidak dapat berjalan cepat, Karena banyak orang berdesak-desakan. Sebagian besar mungkin tahu mujizat Tuhan Yesus. Yang lain mungkin ingin tahu karena melihat seorang kepala ibadat tersungkur di hadapan Tuhan Yesus yang orang biasa saja (bukan pejabat). Aneh juga bukan, jika tiba-tiba seorang pendeta/ketua jemaat Gereja yang besar mau bersujud dihadapan seorang penginjil jalanan?

Yairus mungkin agak kuatir, karena perjalanannya bersama Tuhan Yesus agak terhambat. Tapi tiba-tiba, ada yang membuat Yairus semakin shock atau kaget, yaitu: Tuhan Yesus berhenti berjalan dan berpaling ke belakangnya. Ada apa gerangan?

Oh ternyata ada seorang perempuan sakit pendarahan dan tidak bisa disembuhkan, kemudian tersembuhkan karena menjamah ujung kain baju Tuhan Yesus. Tuhan Yesus bertanya pada semua orang, siapa yang menjamah-Nya? Karena Dia merasa ada kuasa keluar dari dalam diri-Nya. Tidak ada yang mengaku. Banyak yang bersentuhan dengan Tuhan Yesus saat itu karena berdesak-desakan, tetapi tidak ada satupun yang yakin bahwa dirinyalah penyebab kuasa itu keluar. Dan akhirnya dengan takut, perempuan itupun mengakuinya. Kenapa dia takut? Karena penyakit pendarahan, sama dengan penyakit kusta, adalah hal yang najis bagi umat Israel sesuai hukum Taurat Musa.

Oh puji Tuhan, bukankah ini kabar baik? Bukan saja mereka yang dijamah Tuhan Yesus yang memperoleh mujizat. Tetapi mereka yang menjamah Tuhan Yesuspun bisa menerima mujizat. Ini membuktikan bahwa kuasa Tuhan dapat mengalir bagi kita, sekalipun inisiatif itu datang dari diri kita sendiri. Jadi jika kita sungguh-sungguh datang padaTuhan Yesus, maka kita pasti mendapatkan lawatan-Nya, pengampunan-Nya dan pertolongan-Nya.

Sedetik awal, Yairus senang. Seorang perempuan yang sakit pendarahan dan tidak bisa disembuhkan, namun menjamah ujung kain baju Tuhan Yesus saja bisa tersembuhkan. Tapi tidak lama berselang, berita buruk datang, anaknya telah meninggal. Yah, Yairus terlambat, Tuhan Yesus terlambat, orang banyak menghambat, perempuan pendarahan itu menghambat, terlambat sudah! Tapi apakah Tuhan Yesus pernah terlambat? Tidak!

Tuhan Yesus maha baik, Dia pengertian terhadap hati Yairus yang hancur. Tuhan Yesus tetap melangkah menuju rumah Yairus dan berkata pada Yairus, "Jangan takut, percaya saja!". Dan iman Yairus dibangkitkan, mungkin diapun teringat tentang pemuda di Nain yang dibangkitkan Tuhan Yesus, harapannya kembali, dia maju terus bersama Tuhan Yesus. Ketika sampai dirumahnya, Tuhan Yesus hanya mengijinkan Yairus dan isterinya, juga Petrus, Yohanes dan Yakobus untuk masuk ke rumah itu.

Sungguh aneh memang, ketika Tuhan Yesus mengatakan anak itu tidak mati tetapi tertidur, banyak orang tadinya meratap malah menertawakan. Tentu ini tawa tidak percaya. Akan tetapi, Tuhan Yesus membuktikan, anak perempuan Yairus dibangkitkan dari kematiannya. Kini Yairus dan keluarganya pun tertawa, menggantikan dukacita menjadi sukacita. Menggantikan ratapan dengan tawa kebahagiaan. Iman mereka mengalahkan dunia dan balik menertawakan dunia yang tidak percaya itu.

Inilah kehidupan beriman. Tuhan Yesus telah membuktikan semuanya, sebagai Allah maha tahu, sebagai Allah pencipta, sebagai Allah pengampun dosa, sebagai Allah yang berkuasa atas roh jahat, sebagai Allah yang berkuasa atas alam, bahkan sebagai Allah yang berkuasa atas kematian manusia. Percayakanlah seluruh kehidupanmu dalam tangan-Nya. Jika ada kemalangan, kita tahu bahwa Tuhan Yesus bisa saja menghapus kemalangan itu, tetapi jika Tuhan Yesus mengijinkannya terjadi, percayalah, segalanya akan indah pada waktunya. Jangan takut, percaya saja! Amin.


Yohanes 11:25-26: Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?"



English Version:

Jesus raised the daughter of Jairus

Readings: Luke 8:40-55

Greetings Christ's love for the whole church to reach, may today God pour out blessings spiritually and physically for all of us. Fitting for us to give thanks to Him.

The story of the earlier readings, starting when the Lord Jesus returns to town after a trip across the Sea of ​​Galilee. Previously the Lord Jesus has shown his power over nature when it calmed the storm that hit their boat. As well as across the lake, which is in Gerasa, the Lord Jesus went expel evil spirits from one possessed by many demons. Even when still in Nain, Jesus raised a young man who had died (can be read in the previous chapters).

Once in town, come a ruler named Jairus. He fell down at Jesus' feet, asking the Lord Jesus to come to his house to heal his sick daughter Jairus is very confident that Jesus could heal his daughter. If you are not sure, how could a father have the heart to leave her very ill and went looking for someone? Of Jairus very confident. And the Lord Jesus was willing to come to the house of Jairus. Jairus thought, "oh surely everything would be fine alone".

But the Lord Jesus can not walk fast, because lots of people jostling. Most probably know the miracles of the Lord Jesus. Others may want to know as to see a synagogue's head fell down before the Lord Jesus that ordinary people (not official). Strange is not, when suddenly a pastor / head of a large church congregation would prostrate before a street evangelist?

Jairus might be a little worried, because his journey with the Lord Jesus somewhat hampered. But all of a sudden, nothing makes more of Jairus shock or surprise, namely: the Lord Jesus stopped walking and turned to back. What on earth?

Oh it turns out there was a woman bleeding and pain can not be cured,  then cured because she touched the tip of shirt or garment of the Lord Jesus. The Lord Jesus asked everyone who had touched Him? Because he felt there was power out from within him. No one has claimed. Many who come into contact with the Lord Jesus at that time because of overcrowding but no one believes that he was the cause of the power was out. And finally to the fearful the women admit. Why is he afraid of? Because diseases bleeding, similar to leprosy is unclean thing for the people of Israel according to the law of Moses.

Oh thank God, is not this good news? Not only are they are touched by the Lord Jesus who obtain miracles. But those who touch the Lord Jesus went to receive a miracle. This proves that the power of God can flow to us, even if the initiative comes from ourselves. So if we truly come to the Lord Jesus, then we would get His presence, His forgiveness and His help.

A second early, Jairus happy. A woman who had a hemorrhage and can not be cured, but it touched the tip of shirt or garment of the Lord Jesus be healed. But not intermittent, bad news came, his daughter had died. Well, Jairus late, late Lord Jesus, inhibit many people, women bleeding also inhibits He, too late already! But did Jesus ever too late? Not!

Good Lord almighty, He understanding about Jairus heart shattered. The Lord Jesus still walked to the house of Jairus and said to Jairus, "Do not be afraid, just believe". And the faith of Jairus raised, maybe he is still remembered about the youth of Nain raised by the Lord Jesus, hope again, she went ahead with the Lord Jesus. When he reached his home, the Lord Jesus only allow Jairus and his wife, also Peter, John and James to get into the house.

It is strange indeed, when the Lord Jesus said that the boy was not dead but asleep, many people had lamented laughed at. This certainly does not believe in laughter. However, the Lord Jesus proved, raised Jairus' daughter from the dead. Now Jairus and his family laughed, replacing sorrow into joy. Replace wailing with laughter happiness. Their faith that overcomes the world and back laughing at the world who do not believe it.

This is the life of faith. The Lord Jesus has proved it all, as the omniscient God, as the creator God, as God forgiving sin, as God's power over evil spirits, as God had the power of nature, even as God has power over man's death. Entrust your entire life in his hands. If there is misfortune, we know that the Lord Jesus could remove his misfortune, but if the Lord allows it to happen, believe me, everything will be beautiful in its time. Do not be afraid, just believe! Amen.

John 11:25-26: Jesus said, "I am the resurrection and the life, whoever believes in me, he shall live even if he's dead, and everyone who lives and believes in Me, shall not die for ever. Believest thou this? "



Yesus disalibkan (Jesus was crucified)

Pembacaan: Lukas 23:33-43

Salam sejahtera dalam kasih Kristus. Jemaat yang dikasihi Tuhan, selamat pagi, selamat menikmati hari yang baru lagi. Marilah kita datang kepada Tuhan Yesus, sebelum memulai segala aktifitas kita. Dengan datang pada-Nya, kita diberi kekuatan untuk melalui hari ini.

Jemaat terkasih, beberapa hari ini, kita telah merenungkan kuasa dan kemuliaan Tuhan Yesus, yang adalah Allah itu sendiri. Mengapa demikian? Karena semua atribut ke-Allah-an ada pada diri Tuhan Yesus.

Namun pembacaan pagi ini, kita akan lebih lagi memfokuskan kepada perbuatan Tuhan Yesus yang paling dahsyat yang menyelamatkan umat manusia. Tetapi bertolak belakang dengan renungan hari-hari yang lalu. Di sini Tuhan Yesus justru ditampilkan tidak berdaya, tidak membuat mujizat, tergantung lemah penuh luka dan paku sebesar pasak menembus tangan dan kakinya. Darah-Nya telah tercurah sejak ruang sidang Romawi sampai tiang salib. Serpihan daging dan kulit-Nya berserak sepanjang jalan menuju bukit Golgota.

Mungkin kita sudah tahu kisah ini sejak kecil. Bahkan sekarang selalu diputar film-nya di siaran TV secara nasional bahkan internasional. Kadang kala, perasaan dan pikiran kita menjadi terbiasa dan tidak menyadari lagi betapa besarnya dampak kisah ini pada kehidupan manusia. Sesungguhnya, tanpa peristiwa maha dahsyat ini, tidak seorangpun manusia memiliki kesempatan diampuni dosanya. Tanpa penyaliban Kristus, kita berakhir di neraka.


Tapi ada yang unik dari kisah ini. Ada satu-satunya orang dalam kisah ini yang berbicara kepada Tuhan Yesus dan mendapat jaminan langsung bahwa pada hari yang sama dia akan masuk firdaus/sorga bersama Tuhan Yesus. Ya benar, dialah salah seorang penyamun yang disalibkan bersama Tuhan Yesus.

Tapi sebelumnya ada banyak orang yang bicara dengan Tuhan Yesus namun tidak mendapat jaminan seperti ini. Mereka itu antara lain ialah: ahli Taurat dan orang Farisi, Pilatus, Herodes, Prajurit, perempuan-perempuan yang meratap dan orang banyak. Namun tidak ada yang mendapatkan 'tiket' langsung ke sorga selain penyamun tadi. Ada dua penyamun yang disalibkan, itupun hanya satu yang berkenan pada Tuhan Yesus. Mengapa demikian?

Bagaimana penyamun itu mendapat penerimaan dari Tuhan Yesus? Ini karena penyamun itu menyadari status Tuhan Yesus dan juga status dirinya sendiri. Ketika tergantung di salib, si penyamun ini turut menyaksikan apa yang dilakukan orang terhadap Tuhan Yesus. Heran juga dia, ketika Tuhan Yesus disalibkan melalui proses persidangan yang rumit dan tidak adil, sampai pejabat tinggi seperti Pilatus dan Herodes turun tangan.

Di bukit Golgota ramai dihadiri tokoh pejabat Agama atau ketua-ketua sinode Yahudi dan semuanya menghujat Tuhan Yesus. Prajurit mengundi jubah Tuhan Yesus. Orang yang lewat mengejeknya dengan mengatakan "orang lain dia selamatkan, biarlah Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah Mesias!". Lebih aneh lagi, selain penjagaan diperketat, salib Tuhan Yesus pun berbeda dari yang pernah ada, ada papan dipakukan diatasnya bertuliskan "Inilah Raja orang Yahudi", tertulis dalam 3 bahasa (Gerika, Ibrani dan Aramic). Mungkinkah ternyata benar Tuhan Yesus seperti yang dituduhkan orang atau yang dituliskan pada papan itu?

Yang menghancurkan dan membuka awal kesadaran penyamun ini adalah doa Tuhan Yesus: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat!". Oh luar biasa. Bukankah dalam penderitaan, apalagi oleh ketidak-adilan biasanya manusia cenderung marah, mengomel, protes bahkan mengutuki? Tapi herannya Tuhan Yesus justru mengampuni. Saat itulah sang penyamun merasa betapa berdosa dan hina dirinya. Ini nyata ketika dia menegur kawannya sesama penyamun yang menghujat Tuhan Yesus. Dia berkata: "Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah."

Betapa mulia pengertian penyamun ini. Kitapun seharusnya sadar seperti penyamun itu. Kita ini orang berdosa. Sepantasnya kita yang dihukum. Tetapi Tuhan Yesus telah menanggung semuanya untuk menebus kita. Perkataan penyamun itu kepada Tuhan Yesus teramat rendah hati dan sopan, penuh kesadaran akan siapa dirinya, dia berkata pada Tuhan Yesus: "Yesus, ingatlah akan aku , apabila Engkau datang sebagai Raja."

Oh luar biasa orang ini, dia lihat/tahu mereka sedang dalam proses hukuman mati. Kematian sudah dipastikan. Tetapi dia telah beriman bahwa Tuhan Yesus pasti bangkit, hidup dan datang kembali sebagai Raja. Adakah diantara kita memiliki iman sebesar ini?

Tapi Tuhan Yesus menghargai iman percaya penyamun itu, bukan hanya diingat saja, bahkan lebih daripada yang diharapkannya. Dia akan masuk sorga pada hari itu juga. Haleluya!

Marilah kita merenungkan lebih dalam lagi iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus. Apakah selama ini kita sudah sadar seperti penyamun tadi? Penyamun yang tidak mengandalkan apapun dalam dirinya untuk dibanggakan sebagai kelayakan baginya. Penyamun itu tidak sempat melayani Tuhan, tidak sempat berdoa, tidak sempat melayani jemaat, bahkan tidak pernah dibaptiskan. Tapi dialah yang memiliki kepastian keselamatan. Penyamun itu hanya menyadari siapa dirinya yang hina dan siapa Tuhan Yesus itu yang adalah Raja atas segala raja. Penyamun itu hanya percaya bahwa Tuhan Yesus akan mengingat dia, tapi lebih daripada diingat, percayanya dibayar dengan hidup bersama Tuhan Yesus di Firdaus. Amin.

Yohanes 14:6 : Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup, tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."


English Version:

Jesus was crucified

Reading: Luke 23:33-43


Greetings in the love of Christ. Good morning. Enjoy your new day again. Let us come to the Lord Jesus, before starting our activities. By coming to Him, we are given the strength to get through this day.

Beloved church, some of these days, we have been contemplating the power and the glory of the Lord Jesus, who is God Himself. Why is that? Because all the attributes to divinity present in the Lord Jesus.

But our reading this morning, we will be more focus on the actions of the most powerful Lord who saved mankind. But contrary to devotional days ago. Here the Lord Jesus actually appear helpless, do not make miracles, hanging loosely covered with wounds and nails for pegs pierce his hands and feet. His blood has been shed since the Roman courtroom to cross. Flakes of skin of his flesh and scattered along the road to Golgotha​​.

Maybe we already know this story since childhood. Even now his films have always played in the TV broadcast nationally and even internationally. Sometimes, our feelings and thoughts, become accustomed to and not realize again how great the impact of this story on human life. Indeed, without this terrifying event, no one man has a chance forgiven. Without the crucifixion of Christ, we end up in hell.

But there is nothing unique about this story. There is only one person in this story, which speaks to the Lord Jesus and receive immediate assurance, that on the same day he will enter paradise / heaven with the Lord Jesus. Yes, he was one of the robbers who were crucified with the Lord Jesus.

But first, there are many people who talk with the Lord Jesus, but do not get a guarantee like this. They were: the teachers of the law and Pharisees, Pilate, Herod, Soldier, women wailed and crowds. But no one gets 'ticket' straight to heaven but the robbers. There are two robbers who were crucified, and even then only one that is pleasing to the Lord Jesus. Why is that?

How the robbers got the acceptance of the Lord Jesus? This is because the robbers were aware of the status and the status of the Lord Jesus himself. When hung on the cross, the robbers also see what these people are doing to the Lord Jesus. Surprised him, when the Lord Jesus was crucified through the complicated process of trial and unfair, to high-ranking officials such as Pilate and Herod to intervene.

At Calvary crowded figures attended religious officials or heads of Jewish synods and all blasphemed the Lord Jesus. Soldiers gambled for Jesus robe. Passers-by mocked him by saying "he saved others, let he save himself, if he is the Messiah!". Amazed still, besides guarding tightened, the cross of the Lord Jesus was different than any of those, there are boards nailed on it that read "This is the King of the Jews", written in 3 languages ​​(Greeks, Hebrew and Aramaic). Could it be it's true Lord Jesus as alleged person or written on the board?

Crushing and open early awareness of these robber are the Lord's prayer: "Father, forgive them, for they know not what they do". Oh remarkable. Is not the suffering, especially by human injustice usually tend to get angry, ranting, cursing and even protest? But surprisingly the Lord Jesus to forgive it. That's when the robbers feel how sinful and vile himself. This is evident when he rebuked his fellow rogues who blaspheme the Lord Jesus. He said: "Do not you fear, nor to God, you're the same penalty? And we rightly punished, for we receive the due penalty with our deeds, but this man did not do anything wrong."

Understanding how precious these robbers. We also should be aware that such robber. We are sinners. Very worthy we are punished. But the Lord Jesus has borne it all to redeem us. The words of the Lord Jesus robbers very humble and polite, full awareness of who he was, he said to Jesus: "Jesus, remember me when you come into your kingdom."

Oh this extraordinary man, he knows they're in process of death sentence. Death has been ascertained. But he has faith that the Lord Jesus would have risen, alive and coming back as King. Are there any among us have faith the size of this?

But the Lord Jesus honored the faith believe the robbers, not only remembered it, even more than he had hoped. He will go to heaven on the same day. Hallelujah!

Let us ponder the deeper our faith in the Lord Jesus Christ. Is all this time we've been aware of such robber? The robber who do not rely on anything in him to be proud of as eligibility for him. The robber did not get to serve the Lord, do not have time to pray, no time to serve the church, not even baptized. But he who has the certainty of salvation. The robber were only aware of who he is despicable and it is Jesus who is the King of Kings. The robber were simply believe that the Lord Jesus would remember him, but more than memorable, his faith paid to live with Jesus in paradise. Amen.

John 14:6: Jesus said to him: "I am the way and the truth and the life, no man cometh unto the Father, but by me."




Yesus menampakkan diri kepada semua murid (Jesus appeared to all disciples)

Pembacaan: Lukas 24:36-49

Salam sejahtera dalam Kristus Yesus. Kiranya perlindungan dan bimbingan Tuhan selalu menyertai jemaat sekalian.

Jemaat terkasih. Tahukah anda, bahwa Tuhan Yesus pernah disangka hantu oleh murid-murid-Nya? Bukan hanya sekali, bahkan dua kali. Pertama ketika Tuhan Yesus berjalan di atas air menuju perahu para murid yang sedang diamuk badai. Dan yang kedua, ketika Tuhan Yesus datang menemui mereka setelah kematian-Nya pada salib, yaitu pembacaan kita hari ini. Sungguh lucu bukan? Tuhan malah dikira hantu, sementara banyak orang justru memuja dan memakai jasa hantu (atau jin) untuk mendapat kekayaan atau ketenaran.

Pembacaan kita ini adalah kejadian nyata yang sangat berkesan bagi para murid sehingga sebagian besar mereka mati martir demi bersaksi akan kebenaran kisah ini. Yaitu kisah nyata bahwa benar Tuhan Yesus Kristus telah bangkit dari kematian. Tapi bukankah sebelumnya Tuhan Yesus telah membangkitkan orang mati? Yaitu anak muda dari Nain, anak perempuan Yairus dan juga Lazarus? Tentu Tuhan Yesus berkuasa atas maut bukan? Lalu mengapa para murid sempat ragu-ragu?

Sebenarnya, harapan Israel tentang Mesias adalah seperti kejayaan Raja Daud dahulu. Israel sudah lama menantikan Mesias sebagai pembebas mereka dari pejajahan bangsa lain. Dan pada zaman itu, mereka sedang dijajah bangsa Romawi. Mereka berharap Tuhan Yesus dengan wibawa dan kuasa-Nya, akan menggerakkan massa dan mengumpulkan pasukan Israel kemudian berperang merebut kembali setiap sudut tanah perjanjian mereka itu. Tapi betapa kecewanya mereka ketika Tuhan Yesus ternyata mati pada salib.

Sebelum peristiwa penyaliban, Tuhan Yesus telah mengingatkan mereka bahwa Mesias akan mati dan dikuburkan, kemudian bangkit pada hari ketiga. Anehnya, tidak ada dari para murid yang mengingat hal itu. Justru para ahli Taurat dan orang Farisi yang mengingatnya. Mereka meminta Pilatus mengirimkan pasukan untuk menjaga kubur Tuhan Yesus.

Ketika Tuhan Yesus bangkit, para ahli Taurat dan orang Farisi tidak putus akal untuk menyesatkan rakyat, mereka menyebarkan kabar bahwa mayat Tuhan Yesus dicuri para murid-Nya. Itulah sebabnya para murid ketakutan dan bersembunyi dalam rumah yang terkunci rapat. Karena rumor itu, mereka menjadi buronan para serdadu Romawi.

Sebelumnya Tuhan Yesus telah menunjukkan diri-Nya kepada beberapa orang. Antara lain kepada Maria Magdalena ketika Maria melihat kubur kosong itu. Tuhan Yesus juga menemui 2 orang murid yang dalam perjalanan ke Emaus. Saat dalam ruangan yang terkunci rapat inilah, mereka sedang membicarakan penampakan tersebut. Tentu menimbulkan banyak keraguan dan keanehan bagi murid-murid lain. Ada yang bingung, takut, senang atau tidak percaya. Tentu saja semua orang lebih ketakutan lagi, karena pintu-pintu terkunci namun tiba-tiba Tuhan Yesus muncul diantara mereka. Reaksi spontan mereka adalah: itu hantu!

Memang betul bukan? Jikalau seorang yang sudah mati tiba-tiba muncul di hadapan kita, pastilah kita pucat karena mengira melihat hantu. Oleh karena itu, Tuhan Yesus segera menenangkan mereka. Tuhan Yesus langsung menjelaskan bahwa ini benar diri-Nya dan bukan hantu. Mereka diminta melihat dan memegang Tuhan Yesus, memastikan bahwa ada tulang dan dagingnya. Tuhan Yesus juga memperlihatkan lubang paku pada tangan dan kaki-Nya. Dan terakhir, yang paling menenangkan adalah, Tuhan Yesus meminta makanan, dan ikan goreng dihidangkan bagi-Nya, lalu Tuhan Yesus memakannya. Inilah tubuh sorgawi itu.

Sekalipun Tuhan Yesus sudah menampakkan diri kepada beberapa orang sebelumnya, namun kawan-kawan mereka yang lain masih meragukannya. Oleh karena itu, Tuhan Yesus menjelaskan penggenapan seluruh Kitab Taurat Musa dan para nabi tentang diri-Nya kepada murid-murid-Nya. Kini para murid mengerti, bahwa rencana Allah jauh lebih besar daripada harapan mereka. Allah tidak berencana hanya menyelamatkan bangsa Israel, tetapi seluruh umat manusia. Semangat semakin berkobar pada hari Pentakosta, para murid menerima Roh Kudus yang memberi pengajaran dan kekuatan untuk memberitakan Injil Yesus Kristus.

Jemaat terkasih, melalui pembacaan ini kita mengerti bahwa Tuhan Yesus yang kita imani adalah sungguh Allah yang hidup. Bukan cuma hidup, tetapi Dia juga Imanuel, yaitu Allah yang beserta kita. Rencana-Nya besar bagi seluruh umat manusia. Rencana-Nya besar untuk saudara dan saya.Yaitu menyelamatkan kita dari dosa dan maut, menjadikan kita keluarga Kerajaan Allah, memakai kita sebagai alat rencana-Nya. Maukah saudara mengambil bagian dalam rencana Allah ini?

Tuhan Yesus tidak pernah membiarkan dan meninggalkan kita. Dia selalu beserta orang percaya dalam wujud Roh Kudus dalam hati kita. Kita terlindungi oleh kasih-Nya. Segala yang kita perlu Dia sudah tahu dan sediakan. Dia setia sekalipun kita jatuh dan tidak setia. Dia selalu memulihkan kita kembali ketika kita datang pada-Nya. Sungguh besar kasih setia Tuhan bagi kita. Marilah kita mengabarkan berita sukacita ini, yaitu kabar perbuatan-perbuatan Tuhan Yesus bagi kita. Amin.

Yohanes 20:21 Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu."




English Version:

Jesus appeared to all disciples

Reading: Luke 24:36-49

Peace in Christ Jesus. May the protection and guidance of God always be with the congregation as well.

Beloved church. Did you know that the Lord Jesus was mistaken for a ghost by his disciples? Not just once, even twice. First when Jesus walked on the water toward the disciples' boat being battered by a storm. And secondly, when the Lord Jesus came to them after His death on the cross, that we are reading today. It's funny isn't it? God even mistaken for a ghost, while many people just adore and use the services of a ghost (or genie) to gain wealth or fame.

Our reading of this is a real event that was memorable for the students, so most of them died martyrs to testify to the truth of this story. That is a true story that is true, the Lord Jesus Christ has risen from the dead. But not before the Lord Jesus had raised the dead? That young man of Nain, Jairus' daughter and Lazarus? Of the Lord Jesus has power over death, right? Then why the disciples hesitated?

Actually, the hope of Israel Messianic glory is like King David first. Israel has long awaited the Messiah as their liberators from imperialism. And at that time, they were colonized by the Romans. They hope the Lord Jesus with His authority and power, will move the masses and then collect the Israeli army fought to reclaim every corner of the land of their agreement. But how disappointed they were when the Lord Jesus died on the cross.

Before the events of the crucifixion, the Lord Jesus had warned them that the Messiah would die and be buried, then rose on the third day. Surprisingly, none of the disciples who remember it. Instead, teachers of the law and Pharisees who remember it. They asked Pilate to send troops to guard the tomb of the Lord Jesus.

When Jesus rose, teachers of the law and Pharisees did not stop to mislead the people, they spread the news that the body of the Lord Jesus stolen his disciples. That is why the disciples fear and hiding in a locked house. Because of the rumors, they become fugitives Roman soldiers.

Previously the Lord Jesus has shown Himself to some people. Among them to Mary Magdalene when she saw the empty tomb. The Lord Jesus also met two disciples on the road to Emmaus. When locked in this room, they're talking about the sightings. Certainly raises a lot of doubts and oddities for other disciples. Some are confused, scared, happy or not believe. Of course, everyone is more scared anymore, because the doors were locked, but Jesus suddenly appeared among them. Their spontaneous reaction was: it was a ghost!

It's true, right? If a dead suddenly appeared in front of us, we must look pale thinking that a ghost. Therefore, the Lord Jesus calming them immediately. Jesus explained that this was a direct himself and not a ghost. They asked to see and hold the Lord Jesus, to make sure that there are bones and flesh. The Lord Jesus also showed the nail holes in his hands and feet. And lastly, the most calming is, the Lord Jesus asked for food, and fried fish served for him, and the Lord Jesus eat. This is the heavenly body.

Although the Lord Jesus has appeared to some people earlier, but their fellows others still doubt it. Therefore, the Lord Jesus explained the entire fulfillment of the Torah of Moses and the prophets about Himself to His disciples. Now the disciples understood, that the plan of God is far greater than their expectations. God's plan is not only to save the nation of Israel, but of all mankind. The spirit of getting blazed on the day of Pentecost, the disciples received the Holy Spirit who teaches and strength to proclaim the gospel of Jesus Christ.

Beloved church, reading through this we understand that the Lord Jesus which we believe is the true living God. Not just life, but He also Emmanuel, God is with us. His great plan for all humanity. His big plans for you and me. That saved us from sin and death, the kingdom of God makes us family, use us as instruments of His plan. Would you like to take part in God's plan?

The Lord Jesus never let and leave us. He is with the believers in the form of the Holy Spirit, in our hearts. We are protected by His love. Everything we need, he already knows and provide. He is faithful even if we fall and be unfaithful. He always restore us back when we come to Him. It's great mercy of God for us. Let us proclaim the glad tidings, that is news deeds of the Lord Jesus for us. Amen.

John 20:21 Then said Jesus to them again, "Peace be unto you: as my Father hath sent me, even so send I you."


Dosa (Sin)

Pembacaan: Efesus 2:1-3

Nats: Roma 6:23: “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”





Salam sejahtera dalam kasih Tuhan Yesus Kristus. Apa kabar semuanya? Semoga dalam keadaan sehat sejahtera selalu. Tapi jika ada yang sakit, kita berdoa untuk kesembuhan dia.

Pembacaan kita pada pagi hari ini berbicara tentang satu penyakit. Ini bukan sembarang penyakit. Ini penyakit semua orang di dunia dan penyakit turunan. Walaupun manusia kelihatan sehat secara jasmani namun sebenarnya dia sakit. Penyakit itu disebut dosa!

Tak seorangpun di dunia yang tidak berdosa. Bayi dalam kandunganpun sudah berdosa, contohnya: bayi menendang-nendang perut ibunya dari dalam. Walaupun sang ayah senang hal itu, tapi si ibu pasti merasa sakit perutnya. Dalam kandunganpun sudah memberontak. Lihat saja anak kecil, mereka berbohong, juga berkelahi, merebut mainan anak lain, merengek memaksakan keinginannya, apakah orang tuanya mengajarkan demikian? Tidak perlu diajarkan berbuat dosa, manusia itu sejak kecil sudah bisa berbuat dosa.

Mengapa? Karena dosa itu bukanlah perbuatannya, tapi jati diri manusia. Karena manusia adalah manusia berdosa, maka tindakannya cenderung dan mudah sekali berbuat dosa. Seperti pembacaan kita, dosa membuat: kita mati rohani (ayat 1), kita mengikuti jalan dunia, mentaati kuasa kegelapan seperti opo-opo atau jimat (ayat 2), hidup dalam hawa nafsu daging, menuruti kehendak daging, dan berpikiran jahat (ayat 3). Dari berbagai golongan bentuk perbuatan dosa tersebut, kita pasti sudah pernah berbuat salah satunya atau semuanya. Dan setiap dosa, besar maupun kecil, upahnya hukuman maut bagi pelakunya.

Tidak ada harapan bagi manusia untuk menyembuhkan penyakit dosa itu. Dosa menjalar dan membawa maut. Orang yang salehpun mengalami ketakutan saat menghadapi kematiannya, karena dosa! Karena kebaikan tidak dapat menghapus dosa manusia, kebaikan bukanlah obat penyembuh dosa. Dosa sudah ada sejak dalam kandungan, mungkinkah perbuatan baik mampu menghapus seluruh dosa sejak kita dalam kandungan? Tentu tidak!

Hanya karunia Allah yang bisa mengampuni dosa. Kristus Yesus telah membayar dosa-dosa kita melalui pengorbanan-Nya pada salib. Darah-Nya tercurah untuk penebusan kita, Dia yang tidak berdosa, tidak dilahirkan dalam dosa, tidak juga berbuat dosa. Yesus Kristus memilih menderita agar dosa-dosa kita dapat dihapuskan.

Untuk itu, saudaraku yang dikasihi Tuhan, marilah datang pada Tuhan Yesus, menerima kasih-Nya, menerima pengampunan-Nya agar kita disembuhkan dari dosa, dan diselamatkan dari maut. Amin.

Ingatlah: Dosa bukanlah perbuatannya, tetapi status orang yang melakukannya.


English version:

Sin

Reading: Ephesians 2:1-3


Scripture: Romans 6:23: "For the wages of sin is death: but the gift of God is eternal life in Christ Jesus our Lord."

Greetings in the love of the Lord Jesus Christ. How are you all? Hopefully in a state of good health always. But if someone is sick, we pray for her/his healing.

Our reading this morning, talking about a disease. This is not just any disease. It is a disease of all people in the world and hereditary disease. Although humans appear physically healthy but actually he/she is sick. The disease called sin!

No one in the world that is not innocent. Babies in the womb-was already sinned, for example: baby kicking inside mother belly. Although the father glad, but the mother must have felt a pain in her stomach. In the womb-was already rebelling. Look at a small child, they lie, too fight, snatch toys other children, whining impose its will, whether such parents teach? No need to be taught to sin, the man was able to sin since childhood.

Why? Because sin is not actions, but human identity. Because humans are sinful, then their actions are likely and easy to sin. As with our earlier readings, sin made​​: our spiritual death (paragraph 1), we follow the way of the world, obeying the powers of darkness like the occult or fetish (paragraph 2), lived in the passions of the flesh, indulging the desires of the flesh, and evil-minded (v. 3 ). Of the various classes of the form sin, we must have done one of them or all of them. And every sin, big or small, the reward is death penalty.

There is no hope for mankind to cure the disease of sin. Spreading and deadly sin. Godly man-even experience fear in the face of death, because of sin! Because goodness can not erase human sin, goodness is not a cure for sin. Sin was in the womb, could act godly able to remove all sin from us in the womb? Of course not!

Only the grace of God could forgive sins. Christ Jesus paid for our sins through His sacrifice on the cross. Shed His blood for our redemption, He never sinned, was not born in sin, not sin. Jesus Christ chose to suffer so that our sins can be eliminated.

For that, my beloved Lord, come Lord Jesus come in, receive His love, accept His forgiveness that we are healed from sin, and be saved from death. Amen.

Remember: Sin is not an act, but the status of the person who did it.





Pengampunan (Forgiveness)

Pembacaan: 1 Petrus 2:21-25

Nats : 1 Korintus 15:3,4 : “Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari ketiga, sesuai Kitab Suci.”

Selamat pagi keluarga terkasih. Bagaimana hari ini? Apakah ada semangat untuk menjalani hari ini? Harus! Karena hari ini anugerah Allah bagi kita.

Kemarin kita bahas tentang dosa. Jadi manusia berdosa bukanlah karena berbuat dosa. Tetapi justru kebalikannya, karena manusia berdosa, maka hakekat tindakannya cenderung berbuat dosa. Jadi jangan heran jika kita selalu dikecewakan manusia.

Sebenarnya apa sih yang diperbuat Tuhan Yesus sehingga disebut sebagai anugerah Allah bagi pengampunan dosa kita? Kenapa harus melalui Kristus?

Yesus Kristus adalah satu-satunya manusia yang layak dan tidak berdosa di dunia ini. Karena Dia dikandung oleh Roh Kudus memakai rahim perawan Maria. Ini berarti Yesus Kristus tidak memiliki dosa keturunan dari Adam dan Hawa. Oleh karena itu, sejak kandunganpun, Yesus itu suci.

Hukuman dosa adalah maut. Jadi siapa yang bisa membayar ini, maka dia dapat menebus dosa. Zaman Israel perjanjian lama adalah menggambarkan korban seperti apa yang bisa menebus dosa. Yaitu domba yang tidak bercacat cela, tidak boleh sakit, tidak boleh lemah, harus sempurna. Masalahnya bukan dombanya yang berdosa, lalu kenapa domba dikorbankan untuk dosa manusia? Itu hanyalah perlambangan. Jadi harus ada manusia kudus dan tidak bercacat cela sebagai korban penebusan dosa.



Semua manusia berdosa, untuk itulah Allah harus menjadi manusia. Yesus Kristus disebut Anak Allah menyatakan Yesus adalah Allah yang menjadi manusia. Dia juga disebut Anak Manusia, sebagai korban manusia untuk penebusan. Disebut Anak Domba Allah adalah lambang korban penebusan dosa yang layak. Tidak ada tokoh lain yang dapat menggantikan peran Tuhan Yesus sebagai anugerah Allah bagi pengampunan dosa. Kita butuh Kristus.

Betapa luar biasa, Tuhan pencipta segalanya mau menderita pada salib, tubuhnya disiksa, dipakukan kaki dan tangan-Nya. Tetapi oleh bilur-bilur itulah kita disembuhkan dari penyakit dosa kita (1 Pet 2:24). Bukan kebetulan tapi sudah direncanakan sejak manusia pertama jatuh ke dalam dosa, 1 Kor 15:3,4, ‘Kitab Suci’ yang dimaksud adalah kitab taurat dan kitab para nabi. Semuanya tergenapi dalam Kristus. Patutlah kita membuka hati, merenungkan betapa luar biasanya kasih Allah bagi kita, sungguh ajaib dan dahsyat. Amin.

Ingatlah: Anugerah Allah untuk keselamatan manusia satu-satunya hanya ada dalam Yesus Kristus.



English Version:

Forgiveness


Readings: 1 Peter 2:21-25


Scriptures: 1 Corinthians 15:3,4: "For I delivered unto you, that is what I also received, how that Christ died for our sins according to the Scriptures, that he was buried, and that He was raised on the third day, as the Scriptures. "

Good morning dear family. What about today? Is there a spirit to live today? Must! Because today the grace of God for us.

Yesterday we discussed about sin. So sinful man, not because of sin. But just the opposite, because of human sin, the nature of his actions tend to sin. So, do not be surprised if we always let down by humans.

Actually what is done so that the Lord Jesus is referred to as the grace of God for forgiveness of our sins? Why should it be through Christ?

Jesus Christ is the only decent human being and not sinners of this world. Because He was conceived by the Holy Spirit used the womb of the virgin Mary. This means that Jesus Christ had no sin of Adam and Eve's descendants. Therefore, since-even in the womb, Jesus was holy.

The penalty of sin is death. So who can pay for it, then he can atone for sin. The days of the old covenant Israel, is describe what sacrifice can atone for sin. With sheep without blemish or defect, should not be ill, should not be weak, but it has to be perfect. The problem is, not the sheep that sin, then why did the lamb sacrificed for the sins of mankind? It's just symbolism. So there should be holy and blameless man blamed as a sacrifice for sin.

All sin, For this reason God should become man. Jesus Christ is called the Son of God declares Jesus is God who became man. He also called the Son of Man, as a human sacrifice for redemption. Called the Lamb of God is the epitome of sacrifice for sin. There is no other character that can replace the role of Jesus as God's gift of forgiveness of sins. We need Christ.

How wonderful, God the creator of everything would suffer on the cross, his body tortured, nailed his feet and hands. But the stripes that we are healed of our sin (1 Pet 2:24). It is no accident but has been planned since the first man to fall into sin, 1 Corinthians 15:3,4, 'Scripture' in question was book of the law and the prophets. Everything is fulfilled in Christ. We must open our hearts, contemplate how wonderful God's love for us, really magical and powerful. Amen.

Remember: Gift of God for human salvation only in Jesus Christ.


Pertobatan (Repentance)

Pembacaan: Yohanes 1:12-14

Nats: Yohanes 3:16: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”

Salam sejahtera keluarga yang diberkati Tuhan. Setiap pagi, ketika kita menghirup udara pagi, itu menjadikan kita orang yang sangat diberkati. Karena ketika Tuhan mengijinkan kita hidup hari ini, tentunya Tuhan juga telah menyediakan segala keperluan kita hari ini.

Kita telah membahas tentang dosa. Manusia memiliki status dosa sehingga selalu berbuat dosa. Untuk menyembuhkan manusia dari penyakit dosa ini, hanya ada satu jalan yaitu pengampunan melalui anugerah Allah. Dan anugerah Allah ini adalah melalui pengorbanan Yesus Kristus pada salib, yang rela mati untuk menebus dosa manusia.

Sekalipun anugerah itu sudah tersedia, namun kita diminta mengambil sikap, yaitu bertobat. Dengan bertobat, maka anugerah itu menjadi milik kita sepenuhnya. Mengapa harus bertobat? Karena pertobatan adalah bentuk kesadaran bahwa kita memerlukan Allah. Tanpa bertobat, seseorang dianggap belum memerlukannya.

Kita tidak diciptakan seperti binatang yang hidup melalui insting. Ataupun seperti robot yang dikendalikan penuh. Tetapi kita segambar dan serupa dengan Allah, kita punya kehendak. Allah ‘memberikan’ pohon kehidupan dan pengetahuan di taman Eden sebagai bukti bahwa manusia bebas memilih.

Apakah pertobatan itu? Pertobatan itu berarti berbalik sepenuhnya dari hidup lama menuju maut kepada hidup kekal dalam Kristus. Berbalik itu maksudnya seperti ketika kita telah mengikuti jalan yang salah, misalnya saat menuju rumah saudara kita yang kurang kita ingat, ketika sadar, ternyata salah jalan, kemudian kita balik arah, kembali pada jalan yang benar.

Dalam Yoh 3:16 kata ‘setiap orang yang percaya’ artinya masing-masing, tidak dapat diwakili berdasarkan keturunan, atau doa pendeta, atau orang tua. Tetapi tiap tiap orang harus menyampaikan sendiri kepada Tuhan Yesus bahwa dia bertobat dan meminta Tuhan Yesus menjadi Tuan-nya.

Pembacaan kita hari ini menjelaskan bahwa hanya Kristus yang dapat mengubah status kita. Dengan menerima Yesus, yaitu artinya dengan percaya Yesus, tadinya manusia berdosa diampuni dan diubahkan menjadi anak-anak Allah (Yoh 1:12), tentu saja anak-anak Allah akan hidup di rumah Bapa di Sorga. Syarat pertobatan hanya satu saja, yaitu PERCAYA! Amin.

Ingatlah: Bertobat adalah berbalik kepada Yesus Kristus, yaitu dengan mengimani Yesus sebagai pengampunan dosa dan Tuhan pengatur hidup anda.


English version:

Repentance


Reading: John 1:12-14


Scriptures: John 3:16: "For God so loved the world, that He gave His one and only Son, that whoever believes in Him should not perish but have eternal life"


Peace, God blessed family. Every morning, when we breathe in the morning air, it makes us a very blessed person. Because when God allows us to live today, of course, God has also provided all our needs today.

We have discussed about sin. Humans have the status of sin that always doing sins. To cure this sin disease, there is only one way that is forgiveness through God's grace. And God's grace is through the sacrifice of Jesus Christ on the cross, who willing to die to atone for the sins of mankind.

Even if the gift is already available, but we are asked to take action, that is repentance. By repenting, then the gift is ours entirely. Why should repent? Because repentance is a form of consciousness that we need God. Without repentance, a person is considered not need it.

We were not created as living animals through instinct. Or as a full-controlled robot. However, we are created in the image and likeness of God, we have the will. God 'gave' the tree of life and knowledge in the Garden of Eden as evidence that humans are free to choose.

What is repentance? Repentance means turning it completely from the old life of death, turn to eternal life in Christ. Turned it means like when we have followed the wrong way, for example, on the way home to our relatives which we less remember, when realized, it turns the wrong way, then we reverse direction, back to the right way.

In John 3:16 says 'whoever believes' mean, respectively, can not be represented by descent, or prayer pastor, or parent. But everyone must submit its own to the Lord Jesus that he/she repent and ask the Lord Jesus be the master.

Our readings today explained that only Christ can change our status. By accepting Jesus, which means to believe in Jesus, sinful man was forgiven and transformed into children of God (John 1:12), of course the children of God will live in the house of the Father in Heaven. Terms of repentance only one, that is BELIEVE! Amen.

Remember: Repentance is turning to Jesus Christ, by faith in Jesus as God's forgiveness of sins and the leader of your life.

Bertumbuh (To grow)

Pembacaan: 1 Yohanes 2:15-17

Nats: Yohanes 14:15 dan 15:12 : “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku … Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.”

Saudara yang terkasih dalam Kristus Yesus. Puji syukur pagi ini kita masih dapat berkumpul kembali. Dengan memulai hari ini bersama Tuhan, yakinlah sepanjang hari ini kita pun akan dapat memaknai hidup ini dengan iman kepada Kristus Yesus.

Hidup beriman tentunya tidak mudah. Menerima Kristus dalam pertobatan sepertinya mudah. Yaitu dalam doa pribadi yang jujur kepada Yesus sendiri. Tetapi kemudian, kita jatuh bangun dalam kehidupan beriman kita. Tidak heran jika kita pernah mendengar atau melihat banyak orang meninggalkan imannya.

Perintah Kristus sebenarnya sederhana, kasihi Allah dan sesama manusia. Tetapi mengapa kita sering gagal dalam melakukannya? Karena kita tidak mengetahui tipu daya Iblis. Tentu saja Iblis tidak senang kalau kita hidup beriman bukan? Dia akan berusaha menipu kita.

Dari 1 Yohanes 2:15-17 Dunia adalah tempat siasat Iblis. Jika kita mengasihi dunia, maka otomatis, kasih pada Bapa tidak ada dalam diri kita. Hanya salah satunya yang bisa dipilih. Dunia yang dimaksud ini bukanlah orang-orangnya (berbeda dengan Yohanes 3:16), tetapi tawaran kenikmatan dan kemudahannya.

Lalu apa sajakah inti daya tarik dunia ini? Ada 3 yang dicatat. Yaitu: 1. Keinginan daging, 2. Keinginan mata, 3. Keangkuhan hidup. Semuanya membawa kebinasaan.

Keinginan daging yang dimaksud adalah kehidupan lama kita, ya dosa-dosa lama yang mendarah daging dalam diri kita. Kita akan selamanya berperang dengan keinginan daging ini. Cara menangkalnya dengan meningkatkan keinginan Roh, yaitu kehidupan rohani kita.

Keinginan mata berhubungan dengan pikiran dan tindakan kita. Orang bilang dari mata jatuh ke hati. Ungkapan itu kurang tepat, yang benar adalah dari mata, diolah dan direkam dalam pikiran kemudian jatuh ke hati. Jadi pintu masuk ke otak dan hati adalah mata. Jadi, untuk menangkalnya, hati-hatilah gunakan matamu. Pakailah untuk membaca Firman Tuhan.

Keangkuhan hidup adalah sikap sombong yang merasa bahwa segala keberhasilan yang dicapai adalah karena kehebatan, kepintaran dan kecakapan dirinya. Padahal tidak seorang manusiapun berkuasa atas nafas hidupnya, nasibnya atau jalan hidupnya. Bisa saja tiba-tiba seseorang sakit, mati, bangkrut dan sebagainya. Semua berasal dari Tuhan semata. Amin.

Ingatlah: Kasihilah Allah, karena Allah kekal. Jangan mengasihi dunia, karena dunia dan pengikutnya akan binasa.


English version:

To grow

Readings: 1 John 2:15-17


Scriptures: John 14:15 and 15:12: "If you love Me, you will obey my commandments ... This is my commandment, That ye love one another as I have loved you."

Dear brother in Christ Jesus. Thank God this morning we were still able to worship together again. By starting the day with God, be assured throughout the day, we will be able to thru of this life by faith in Christ Jesus.

The life of faith is not easy. Receiving Christ in repentance seems easy. That is the honest personal prayer to Jesus himself. But then, we are ups and downs in the life of our faith. No wonder we hear or see a lot of people leave their faith.

The command of Christ is simple, love God and fellow human beings. But why do we often fail to do so? Because we do not know the trickery of Satan. Of course the devil is not happy if we live faithful, right? He will try to deceive us.

From 1 John 2:15-17 The World is a ploy of Satan. If we love the world, then automatic, the love of the Father is not in us. Only one of them can be selected. This world is not the people (in contrast to John 3:16), but the offer of pleasure and simplicity.

So what are the core of the appeal of this world? There are 3 were recorded. Namely: 1. Desires of the flesh, 2. Lust of the eyes, 3. The pride of life. Everything brings destruction.

Desires of the flesh is our old life, the old sins so ingrained in us. We will be forever at war with the desire of the flesh. How to combat that by increasing the desires of the Spirit, which is our spiritual life.

Lust of the eyes associated with our thoughts and actions. People say, from the eyes, fell into the heart. The phrase was not quite right, the truth is, from the eye, processed and recorded in the mind then falls to the heart. So the entrance to the brain and the heart is the eye. So, to combat that, be careful to use your eyes. Use it to read the Word of God.

The pride of life, is the arrogant attitude that feel that any success achieved is due to the intensity, intelligence and prowess of his own. Though no human being has power over his breath, his fate or his way of life. It could be a sudden someone's sick, dying, bankruptcy and so on. All comes from God alone. Amen.

Remember: Love God, because God is eternal. Do not love the world, because the world and his followers will perish.


Bersaksi (Testify)

Pembacaan: Matius 28:17-20
Nats: 1 Korintus 11:1 : “Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus."


Saudara terkasih. Bersaksi tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Kapan saja kita bersaksi. Ketika kita menyaksikan suatu peristiwa, atau cuma mendengarnya, kemudian saat kita menceritakan kepada orang lain, maka kita telah bersaksi. Bahkan sikap kitapun dapat bersaksi tentang suasana hati kita. Contohnya saat bersedih, tanpa bicara kita menangis.

Sebelum Yesus terangkat kembali ke Sorga, Dia memberikan perintah atau amanat. Amanat ini jauh lebih penting daripada amanat almarhum nenek kakek buyut kita yang minta dikuburkan pada tempat khusus. Amanat Yesus ini disebut Amanat Agung! Isinya: bersaksi!

Ketika Yesus menampakkan diri sebelum terangkat, ada murid-muridnya yang ragu-ragu. Kenapa mereka ragu? Bukankah Kristus telah bangkit? Yah mereka ragu akan banyak hal: apakah mereka layak dihadapan-Nya, apakah yang akan terjadi selanjutnya, karena mereka menjadi buronan tentara Romawi dan Yahudi. Tetapi Yesus mendekati mereka, Yesus tahu keraguan mereka dan menegaskan bahwa segala kuasa di sorga dan di bumi ada padaNya. Lalu kemudian Dia memerintahkan mereka bersaksi, mengajar dan membaptiskan.

Tentu saja kita tidak perlu sampai membaptiskan orang. Itu dapat dilakukan Gereja, mengapa? Agar orang yang baru bertobat bisa bertumbuh di Gereja. Tetapi kitapun harus bersaksi. Tanpa kesaksian kita akan banyak orang yang binasa dalam dosanya.

Bersaksi itu banyak caranya. Seperti yang disampaikan pada awal tadi, semua orang selalu bersaksi. Memberitakan Injil atau bersaksi tidak terbatas pada talenta atau jabatan pelayan. Setiap hari kita bisa bersaksi. Ketika kita bertobat, menyadari kasih Allah. Dapat kita ceritakan pengalaman itu pada orang lain. Atau saat kita membaca Alkitab, ada ayat yang menyentuh hati. Itupun bisa diceritakan.

Tapi tahukah anda, yang paling sederhana namun paling berguna adalah menjadi contoh bagi orang lain. Orang tua menjadi contoh hidup kasih dan beriman bagi anak-anaknya. Tentunya keluarganya akan hidup beriman juga. Dimanapun kita bisa menjadi contoh hidup beriman. Tentunya perbedaan kita dengan dunia akan menimbulkan daya tarik bagi orang lain. Karena kita memiliki sukacita dan damai sejahtera yang tidak dimiliki dunia ini. Amin.

Ingatlah: Kelakuan bersaksi lebih kuat daripada kata-kata!



English version:

Testify

Reading: Matthew 28:17-20
Scriptures: 1 Corinthians 11:1: "Follow my example, as I follows example of Christ." (free translation)

Dear brother. Testifying never be separated from human life. Anytime we testify. When we witness an event, or just to hear it, then when we tell it to others, then we have testified. Even the attitude we too can testify about our mood. For example when sad, we cry silently.

Before Jesus ascended back to heaven, He gave a command or mandate. This mandate is far more important than the mandate of our deceased great-grandfather, who requested buried in a special place. Jesus' message is called the Great Commission! Contents: testify!

When Jesus appeared before ascending to heaven, there are students who are hesitant. Why do they hesitate? Did not Christ is risen? Well they have doubts about many things: whether they are worthy before Him, what will happen next, because they became Roman soldiers and Jewish fugitives. But Jesus came to them, Jesus knew their doubts and assert that all power in heaven and on earth was upon him. And then he ordered them to testify, teach and baptize.

Of course we do not need to baptize people. That can be done the Church, why? In order for new converts, could grow in the Church. But we too have to testify. Without our testimonies, many people will perish in their sins.

Testified that many do. As noted in the beginning was, everyone always testify. Preaching the Gospel or testify not limited to talent or the church positions. Every day we can testify. When we repent, realize the love of God. We can tell that experience to others. Or when we read the Bible, there are verses that touch the heart, and even then could tell.

But you know, the simplest but most useful is an example for others. The old man became a living example of love and faith for their children. Of course the family will live faith as well. Wherever we can be a living example of faith. Surely our differences with the world, would cause the attraction for others. Because we have the joy and peace that this world is not owned. Amen.

Remember: Attitude testified stronger than words!