Saturday 2 January 2016

Rancangan Asali (Original Design)




Salam sejahtera dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus.

Setiap manusia di dunia telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Manusia pertama kali berdosa justru di taman Eden yang adalah taman Allah sendiri. Bukan oleh keturunan pertama atau kedua, bahkan oleh manusia pertama itu sendiri. Bagaimana ini bisa terjadi dan apa akibat dari pelanggaran bapak dan ibu leluhur pertama kita ini, yang bernama Adam dan Hawa? Kronologis kejatuhan manusia dapat kita baca pada tulisan sebelumnya berjudul 4 Tawaran Iblis - Manusia Jatuh Ke Dalam Dosa (silahkan klik pada judul untuk menuju tautan tersebut).

Namun demikian besar kasih Allah kepada manusia, maka Dia memberikan jalan penyelamatan bagi manusia, agar dosa-dosa manusia bisa dihapuskan dan bisa menjadi baru sebagaimana manusia yang kudus dan suci pada saat akhir zaman. Melalui pertobatan dan iman kepada Tuhan Yesus Kristus yang berkorban mati pada salib untuk menebus dosa manusia, maka seseorang memperoleh pengampunan dosa dan keselamatan kekal.

Allah sendiri yang menetapkan jalannya, sehingga tidak ada jalan lain selain Yesus Kristus. Penjelasan akan hal ini dapat dibaca pada tulisan sebelumnya berjudul Keempat Fakta Rohani - Keputusan Allah. Dan setiap mereka yang percaya PASTI diselamatkan dari hukuman kekal. Kita dapat membacanya pada tulisan sebelumnya juga yang berjudul Kepastian Keselamatan (Silahkan klik pada judul-judul tersebut untuk menuju tautan dimaksud).

Namun demikian, setelah sekian lama, saya mulai berpikir, andai kata manusia tidak jatuh ke dalam dosa, apakah yang akan terjadi? Apakah rancangan asali atau tujuan mula-mula keberadaan manusia di bumi? Apa sebenarnya yang seharusnya dilakukan manusia?

Jika kita telah ditebus dari dosa-dosa kita, maka menurut firman Tuhan sendiri, kita menjadi ciptaan baru (2 Korintus 5 :17), tentu itu artinya dipulihkan dari kondisi berdosa menjadi tidak berdosa. Walaupun ini merupakan kondisi dalam proses waktu, namun pada akhirnya, setiap kita orang percaya akan diangkat ke surga oleh Kristus sendiri. Dan apakah kita akan kembali pada tujuan awal atau rancangan yang diharapkan Allah? Lalu apa kata Alkitab tentang manusia sebelum jatuh ke dalam dosa?

Satu hal yang mungkin jarang dipikirkan, mengapa Allah memilih menciptakan bumi dan langit beserta isinya?  Saya yakin bahwa bumi menjadi pusat dari seluruh konsentrasi Allah. Dalam 6 hari penciptaan, Allah fokus untuk kepentingan bumi saja. Walau orang dunia berpendapat bahwa bumi terbentuk dari ledakan bintang atau sebuah reaksi hidrogen di tata surya, namun Alkitab jelas menyaksikan bahwa matahari, bulan dan bintang-bintang diciptakan Allah pada hari ke-empat. Tujuannya juga sangat jelas, menjadi benda penerang di siang dan malam hari, juga sebagai penunjuk waktu (Kejadian 1:14-19).

Dan uniknya, Allah menciptakan makhluk hidup yang tidak berpindah pada hari ketiga, yaitu tumbuh-tumbuhan, kemudian menciptakan mahkuk hidup yang dapat berpindah pada hari ke lima dan ke enam. Tentu saja, untuk berpindah membutuhkan waktu. Dari hubungan waktu dan kecepatan, bisa ditentukan jaraknya. Dan penunjuk waktu baru diciptakan pada hari ke empat tadi.

Kembali kepada fokus Allah menciptakan bumi beserta isinya, pada hari pertama sampai hari ke lima, Allah menutup dengan kalimat bahwa semuanya itu baik. Namun setelah menciptakan manusia, pada hari ke enam, Allah mengatakan sungguh amat baik. Lalu Allah berhenti pada hari ke tujuh.

Jadi jelaslah, bahwa Allah menciptakan manusia menjadi puncak dari seluruh tujuan-Nya menciptakan bumi. Lalu untuk apa? Mari kita baca bagian Firman Allah dalam Alkitab di bawah ini:


Kejadian 1:26-31

Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."

Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
 
Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."

Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.


Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian.

Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.


Yang menarik adalah, Allah (Tritunggal) tersebut berbicara satu sama lain, merencanakan dan menwujudkan bersama rencana besar-Nya. Yaitu seakan-akan menciptakan "kembaran"-Nya.

Sepertinya Allah sedang menampilkan wujud-Nya dalam diri manusia ciptaan-Nya. Menurut gambar dan rupa Allah, demikianlah rancangan asali manusia. Ya, anda dan saya, asali-nya adalah demikian. Tangan, kaki, badan, rambut, kulit, mata, kelamin, usus, jantung, otak, hormon, perasaan, emosi, jiwa dan semuanya, segambar dan serupa dengan Allah. Tanpa dosa, kita sebenarnya memiliki seluruh citra Allah.

Tampaknya Allah sedang menghadirkan komunitas yang cukup seimbang untuk menjadi kawan, sahabat, saudara atau kerabat bagi-Nya. Demikian Alkitab mencatat, bahwa Allah selalu datang untuk bercakap-cakap dengan Adam dan Hawa, setiap hari, pada waktu hari sejuk. Saya dapat membayangkan Allah berjalan-jalan bersama mereka di taman Eden yang indah itu. Berdiskusi dan bercerita dengan manusia, merupakan hal yang menyenangkan hati Allah (demikian juga sampai saat ini Allah senang jika kita berdoa pada-Nya).

Di sorga, tak satupun cukup seimbang menjadi lawan bicara Allah. Para makhluk sorgawi, para malaikat, para kerubim dan seisi sorga, semuanya ciptaan Allah yang tidak segambar dan serupa dengan Allah. Hanya manusia yang diciptakan seturut rupa dan gambar Allah.



RANCANGAN ASALI MANUSIA YANG PERTAMA ADALAH MENJADI KAWAN SEKERJA, SAHABAT DAN KERABAT YANG SEIMBANG  BAGI ALLAH WALAU TIDAK PERNAH SETARA ATAU MELEBIHI ALLAH.


Lalu apa fungsi manusia? Tentu saja Allah tetaplah Allah. Walau manusia diciptakan serupa dan segambar dengan Allah namun Allah tetap berada di atas segala ciptaan-Nya. Manusia bukan Allah. Allah memberikan perintah untuk manusia, tepatnya memberikan pekerjaan bagi manusia, berikut job description dari Allah kepada manusia:
  1. Beranak cuculah dan bertambah banyak.
  2. Penuhilah bumi dan taklukkanlah itu.
  3. Berkuasalah atas segala makhluk di bumi.
Tidak cuma memberikan perintah, Allah pun membekali manusia dengan pemenuhan kebutuhan pokoknya, baik makanan maupun tempat tinggal. Tidak tanggung-tanggung, Allah membuat sebuah taman yaitu taman Eden sebagai rumah tinggal manusia itu. Lihat betapa lengkapnya taman Eden, bahkan jika diperlukan bagi Adam membuatkan perhiasan untuk Hawa, dia tinggal mengambil emas dan batu permata di salah satu sungai yang mengairi taman itu.


Kejadian 2:8-14 

Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu.

Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.

Ada suatu sungai mengalir dari Eden untuk membasahi taman itu, dan dari situ sungai itu terbagi menjadi empat cabang.  Yang pertama, namanya Pison, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Hawila, tempat emas ada.   Dan emas dari negeri itu baik; di sana ada damar bedolah dan batu krisopras.  Nama sungai yang kedua ialah Gihon, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Kush.  Nama sungai yang ketiga ialah Tigris, yakni yang mengalir di sebelah timur Asyur. Dan sungai yang keempat ialah Efrat.


Selain perintah dan pemenuhan kebutuhan yang diberikan, Allah juga memberikan peringatan terhadap bahaya, yaitu tentang pohon di tengah-tengah taman itu, yaitu pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat, yang dapat menyebabkan kematian manusia. 


Kejadian 2:16-17 

Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,  tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."


Seringkali orang mempertanyakan persoalan ini, jika memang Allah tahu bahwa pohon tersebut berbahaya, lalu mengapa menempatkannya di tengah-tengah taman itu? Mengapa membuka peluang bagi manusia untuk mati? Apakah Allah sengaja? Apakah Allah menjebak manusia? Tentu tidak.

Keberadaan pohon ini sangat penting bagi manusia dan bagi Allah. Kenapa? Karena adanya pohon inilah yang membedakan manusia dengan ciptaan Allah lainnya. Hewan, tumbuhan, malaikat, Iblis, apapun itu, tidak memiliki kuasa terhadap kehendak sendiri. Di hadapan Allah, seluruh ciptaan tersebut tersungkur. Tapi tidak bagi manusia. Karena segambar dan serupa dengan Allah, maka manusia memiliki kelebihan, yaitu kehendak bebas!

Selama manusia memiliki kehendak bebasnya, maka manusia bisa berinteraksi seimbang dengan Allah, yaitu memiliki kebebasan untuk percaya atau tidak, untuk menjawab atau tidak. Dan interaksi sosial inilah yang Allah sukai.

Sampai saat inipun, kita bebas terhadap Allah. Kita mau berdoa kapan saja, berbicara dengan Dia. Atau memberontak dan menolak Allah. Sejarah Alkitab mencatat bangsa pilihan Allah yaitu Israel yang jatuh bangun, bahkan pernah menolak Allah sama sekali, bahkan menyalibkan Tuhan pada salib. Padahal mereka tahu itulah Allah sang Mesias. Manusia memang makhluk yang luar biasa dikasihi Allah.


RANCANGAN ASALI MANUSIA YANG KEDUA ADALAH BERKELUARGA, MENYEBAR DAN MENAKLUKKAN BUMI.




Pada kitab Kejadian Pasal 1 dijelaskan secara garis besar penciptaan dan manusia yang menjadi puncak penciptaan tersebut. Sedangkan pasal 2 merupakan penjabaran dari pasal 1, dimana Pasal 2 memfokuskan kepada hubungan Allah dan manusia.

Kita melihat pada pasal 2 yang dimaksud manusia hasil penciptaan pada hari ke enam adalah Adam, saat itu Adam hanya sendiri saja. Kemudian Allah memberikan perintah dan tugas serta larangan kepada Adam. Namun bagi Allah, Adam seorang saja tidak baik. Ini tidak kontradiksi dengan pasal 1 dimana Allah mengatakan sungguh amat baik.


Kejadian 2:18 

TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."


Manusia ciptaan Allah itu sendiri sangat amat baik, manusia itu sempurna, namun pada pandangan Allah, walaupun sempurna jika seorang diri, maka itu tidak baik bagi manusia itu. Mengapa? Karena Allah ingin teman sosial yang tahu kehidupan bersosial. Allah ingin berkomunikasi dengan seorang yang tahu berkomunikasi. Allah ingin terlibat hubungan emosional dengan manusia yang punya emosi. Namun saat ini, tidak ada yang sepadan dengan Adam di taman Eden.

Untuk itulah kemudian Allah membangun Hawa. Begitu pentingnya Hawa, sehingga Allah "mengurangi" kesempurnaan Adam, mengambil rusuknya, untuk membangun Hawa.

Perhatikan, Hawa dibangun dari Adam, bukan diciptakan, penciptaan manusia sudah sempurna sebelumnya, Adam dan Hawa adalah manusia dalam satu kesatuan. Seorang Adam hanya bisa "kembali" sempurna setelah bersatu dengan Hawa. Adam dan Hawa sepadan.

Prosesnyapun tidak serta merta terjadi. Allah ingin agar Adam benar-benar menghargai Hawa.


Kejadian 2:19-20 

Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu.

Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.



Pertama-tama Allah menunjukkan pada Adam, bahwa tidak ada yang sepadan dengan dia selain Hawa. Caranya bagaimana? Allah menunjukkan Adam seluruh hewan ciptaan-Nya, meminta Adam memberikan nama pada setiap hewan tersebut. Dan tidak satupun menarik bagi Adam untuk dijadikan pasangannya. Tidak juga kera atau monyet dimana teori Darwin mengatakan sebagai asal usul manusia.



Kejadian 2:21-23 

Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.

Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.

Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."


Setelah Adam cukup dibuat "frustrasi" (mungkin sebaiknya para pria dibuat frustasi dulu agar bisa menghargai wanitanya), lalu Allah membuatnya tertidur (bisa jadi ketiduran karena frustrasi). Saat tertidur, Allah mengambil tulang rusuk Adam lalu membangun tubuh manusia Hawa.

Ketika Adam terbangun (atau mungkin dibangunkan), maka yang dilihatnya adalah sosok Hawa, serta merta Adam bersorak kegirangan, akhirnya menemukan pasangan yang sepadan untuknya. Yaitu Hawa yang merupakan bagian dari dirinya sendiri. Satu-satunya untuk berbahagia dan sempurna bagi Adam adalah jika mereka bersatu. Sungguh indah semua rancangan Allah ini.


Kejadian 2:24  

Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.



Kehadiran Hawa melengkapi seluruh rencana asali untuk manusia. Tentu saja harus ada Adam dan Hawa untuk beranak cucu, ini menempelak hak asasi manusia yang mengijinkan perkawinan sejenis. Perkawinan sejenis jelas-jelas menolak rancangan asali Allah dan tentu menolak Allah.

Rancangan Allah ini tidak hanya berupa perintah tanpa dukungan. Allah mendukung 100% untuk rancangan ini. Lihat si jomblo Adam. Yang akhirnya setelah memberi nama seluruh hewan menjadi frustrasi karena tidak menemukan pasangannya. Apa yang dilakukan Allah? Ya, Allah menyediakan Hawa.

Allah memberikan "rumah" bagi Adam dan Hawa yaitu taman Eden. Sekalipun akhirnya manusia berdosa dan diusir dari taman itu, Allah tetap menyediakan kebutuhan manusia seperti pakaian dan tempat tinggal di luar taman Eden.  Andaikata manusia tidak berdosa, tentu sudah banyak hal lebih besar yang terjadi dan diperbuat manusia bersama Allah.

Seakan-akan anda memulai bisnis dengan modal besar dan berpartner dengan seorang yang lebih hebat dan lebih pandai dari anda, dan anda satu-satunya partner-Nya.  Tentu seluruh bumi ini akan berubah menjadi taman Eden modern.

Semua ini begitu indah dan sempurna sebelum manusia jatuh ke dalam dosa pada pasal 3. Bahkan setelah seluruh "manusia jahat" dimusnahkan dalam air bah, pada Kejadian 5-7, kita melihat bahwa bagi manusia yang tersisa yaitu Nuh dan keluarganya, demikian Allah mengulang kembali tugas asali manusia tersebut, yaitu berkeluarga, menyebar dan menaklukkan bumi.

Rancangan tersebut tetap ada, namun prosesnya menjadi lebih rumit. Manusia kehilangan jubah kekudusannya. Demikian juga terputus dari sumber berkatnya. Manusia ternoda maka terputus hubungan dengan Allah yang kudus.  Satu-satunya cara agar manusia kembali bersatu dengan Allah adalah jika ada "manusia kudus" yang berkorban menebus dosa manusia.  Dan masalahnya tidak akan pernah ada manusia kudus itu dari keturunan Adam dan Hawa yang berdosa ini.


RANCANGAN ASALI MANUSIA YANG KETIGA ADALAH ALLAH MENJADI MANUSIA, YAITU DALAM YESUS KRISTUS, ALLAH ROH BERINKARNASI MENJADI MANUSIA YANG SEJAK AWAL ADALAH GAMBAR DAN RUPA ALLAH. MELALUI PENEBUSAN YESUS KRISTUS, MANUSIA DISELAMATKAN DAN KEMBALI KEPADA RANCANGAN ASALI ALLAH.



Satu-satunya jalan untuk itu adalah mendatangkan manusia kudus sebagai korban penebus dosa. Dialah Yesus Kristus, yaitu Imanuel, Allah beserta kita. Salah satu pribadi Tritunggal itu, merelakan diri-Nya untuk menjadi rendah dan sama dengan ciptaan-Nya, yaitu menjadi manusia. Oleh karena Yesus Kristus dikandung oleh Roh Kudus yang meminjam rahim seorang perawan bernama Maria, maka Dia tidak termasuk keturunan manusia berdosa sekalipun memiliki tubuh dan darah manusia. Penjelasan tentang TRITUNGGAL dapat ditemui dengan meng-klik judul dimaksud.

Oleh karena Yesus Kristus adalah Allah yang menjadi manusia, ini pula menjelaskan kepada kita bagaimana sejak awal penciptaan manusia bahwa Allah sudah menetapkan "wujud" -Nya yaitu gambar dan rupa-Nya adalah dalam wujud manusia. Lebih nyata lagi adalah dalam wujud manusia Yesus Kristus. Karena Allah adalah Roh, dan jika Allah ingin berwujud sehingga dapat disentuh, maka pilihannya hanya satu, yaitu menjadi manusia atau inkarnasi sebagai manusia (inkarnasi bukan re-inkarnasi).

Rancangan asali tersebut masih berlaku, bahkan sampai akhir zaman. Sebagaimana Adam dan Hawa awalnya tidak akan mengalami akhir zaman (jika tidak berdosa), maka rancangan asali inipun akan melewati akhir zaman.

Selain Allah tetap memberkati anak-anak-Nya untuk memiliki pasangan dan berkeluarga serta memiliki keturunan (baik anak kandung maupun anak angkat). Allah juga memberkati dan menyediakan segala keperluan dan kebutuhan kita baik tempat tinggal, pekerjaan dan modal (seperti juga Adam dan Hawa disediakan taman Eden). 

Allah bahkan memberikan jalan keluar bagi manusia yang telah terputus hubungan dengan-Nya karena dosa. Melalui Tuhan Yesus Kristus yang berkorban menebus dosa manusia, kita disediakan jalan untuk kembali menjadi ciptaan baru dan terhubung kembali dengan Allah. Kita bisa bercakap-cakap leluasa dengan Allah, bahkan memanggil Allah sebagai Bapa kita. Ini luar biasa. Rancangan demi rancangan asali manusia yang dirancangkan Allah sebelumnya, satu persatu dipulihkan dan dikembalikan pada jalurnya.


Bahkan lebih lagi, setelah kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kali ke dua nanti, yaitu akhir zaman, maka kitapun diangkat untuk bersama-sama Dia memerintah. Seperti halnya rancangan asali, demikian juga akan terjadi bagi mereka yang diselamatkan dan dikuduskan Allah sebagai milik kepunyaan-Nya, yaitu menaklukan dan memerintah bersama Allah.


KESIMPULAN RANCANGAN ASALI MANUSIA ADALAH:


I.  MENJADI KAWAN SEKERJA, SAHABAT DAN KERABAT YANG SEIMBANG  BAGI ALLAH WALAU TIDAK PERNAH SETARA ATAU MELEBIHI ALLAH;


II.  BERKELUARGA, MENYEBAR DAN MENAKLUKKAN BUMI;


III.
ALLAH MENJADI MANUSIA, YAITU DALAM YESUS KRISTUS, ALLAH ROH BERINKARNASI MENJADI MANUSIA YANG SEJAK AWAL ADALAH GAMBAR DAN RUPA ALLAH. MELALUI PENEBUSAN YESUS KRISTUS, MANUSIA DISELAMATKAN DAN KEMBALI KEPADA RANCANGAN ASALI ALLAH.

Sudahkah anda menjadi bagian rancangan asali ini? 

Jika anda belum menerima Yesus Kristus sebagai Penebus dosa dan Tuhan hidup anda, maka anda belum menjadi bagian rancangan asali ini. Namun jika saat ini anda memutuskan untuk menerima Dia, maka berdoalah kepada Tuhan Yesus demikian:

"Tuhan Yesus, saya mengaku saya orang berdosa, saya membutuhkan pengampunan-Mu. Jadilah Tuhan dan Penebus dosa saya. Dan saya bersyukur kepada-Mu. Amin."

Selamat, melalui doa sederhana ini, anda telah menjadi bagian dari rancangan asali Allah. Tuhan memberkati.