Sunday 14 August 2016

Yang punya koq dilarang?

Hari ini di gereja ada baptisan anak kecil, satu anak laki-laki dan satu anak perempuan, keduanya balita. Penulis sangat senang melihat baptisan anak  dan menunggu reaksi anak-anak saat air ditumpangkan di kepala mereka, melihat keluguan dan apa yang akan terjadi saat air itu tiba-tiba membasahi kepala mereka. Bagaimana wajah mereka melihat seorang asing yang tiba-tiba menaruh tangan basah itu di kepala mereka. Hahaha kadang sangat lucu dan menggemaskan.

Anak perempuan itu sedikit bingung dan nangis,  yang laki-laki santai aja tapi sambil rapihkan jambul ala "Beckham" nya setiap kali pendeta menempelkan tangan yang basah itu. Tapi keduanya memegang erat tangan pendeta di kepala mereka seakan tahu ini peristiwa Bapa di Sorga yang sedang memberkati anak-anak-Nya.

Terlepas dari banyaknya orang yang menentang dan menyalahkan baptisan anak kecil, saya sangat percaya kebenaran di dalam baptisan itu karena memang demikian Allah nyatakan.

Alasannya adalah:

1.  Perintah menginjili itu diberikan kepada setiap orang percaya, termasuk orang tua Kristen.

Tuhan memberikan anak-anak itu lahir di keluarga itu untuk tujuan utama dan pertama, menginjili jiwa-jiwa kecil ini.  Celakalah orang tua yang tidak menghiraukan penginjilan anaknya atau malah melempar tanggung jawab ini ke sekolah minggu di gereja. Ini adalah hak predestinasi pemberian Allah juga anugerah bagi orang tua yang dipercayakan itu.

Yohanes 15:16  Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.

2.  Perintah memberitakan Injil dan membaptiskan, ditujukan kepada seluruh bangsa.

Ini berlaku secara kontekstual, baik bangsa ras, bahasa, daerah, jenis kelamin, warna kulit, juga tentunya usia. Semuanya menjadi subyek berita Injil Keselamatan. 

Jika ada yang mengatakan hanya orang dewasa yang bisa dibaptis dengan mengaku percaya karena sudah mengerti, bagaimana dengan orang dewasa dengan keterbelakangan mental?

Tidak ada alasan! Baptisan anak di keluarga Kristen itu TIDAK LAYAK UNTUK DITUNDA-TUNDA sampai dewasa dan mengerti. 

Karena baptisan itu tanda penyerahan atau menyerahkan diri kepada Allah Bapa. Ini termasuk orang tua yang menyerahkan anaknya kepada Tuhan dengan janji memberitakan Injil kepada anaknya itu. 

Baptisan BUKAN keselamatan itu sendiri. Seseorang diselamatkan oleh iman kepada Tuhan Yesus Kristus saja, dan hanya dirinya dan Tuhan yang tahu kapan itu terjadi.

Baptisan itu juga BUKAN ukuran keimanan seseorang, tetapi sekali lagi, sebagai tanda penyerahan kepada Kristus. 

Lagipula berapa milyar manusia dewasa di dunia yang tidak mengerti juga bahwa Tuhan Yesus Kristus telah berkorban untuk menebus dosanya dan walau telah mendengar Injil namun mereka tidak mau bertobat untuk percaya? Dan berapa banyak orang sudah dibaptis dengan berbagai model maupun berulang-ulang tetapi murtad juga?

Matius 28:19-20  Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

3.  Satu-satunya syarat yang diucapkan Yesus Kristus sendiri adalah di dalam nama siapa dibaptiskan bukan sebanyak apa airnya dan bagaimana caranya.

Penulis menyarankan kita membaca Kisah Para Rasul dan mencatat fenomena pembaptisan dan pencurahan maupun kepenuhan Roh Kudus. Anda tidak akan menemukan bagaimana cara mereka dibaptis. Jika cara dan berapa banyak air begitu penting bagi Allah, tentu Dia akan merincinya dalam Alkitab sebagaimana Allah merinci tiap sudut dan bahan baku bait Allah pada zaman Musa.

Alkitab mencatat pada pasal 28 Injil Matius di atas, bahwa baptisan DINYATAKAN SAH jika di dalam nama BAPA dan ANAK dan ROH KUDUS. Ini adalah alamat keabsahan, tentu jika anda dibaptiskan dengan nama lain, anda perlu dan harus dibaptis ulang, jika tidak, untuk apa dibaptis ulang?

Jika anda terlanjur melakukannya tanpa memahami sebelumnya, Allah penuh kasih mengerti dan tetap mengasihi anda sejak mulanya. Ubahlah pandangan dan hati anda untuk memahami kebenaran ini dan tidak turut menghakimi orang lain yang ingin membaptis anak kecilnya ataupun mereka yang dibaptis sejak anak-anak. Tetapkan imanmu bukan pada cara baptisan maupun baptisan itu sendiri, tapi pada pengorbanan Kristus saja.

Penulis pernah "berdiskusi" dengan seorang "rohaniawan" yang berusaha meyakinkan penulis untuk dibaptis ulang. Kasihan orang itu, baginya keselamatan terletak pada satu detail tentang baptisan yang bahkan tidak detail tertulis dalam Alkitab, yaitu cara baptisan tertentu. Di sini imannya mengabur, apakah mempercayai perbuatan Kristus yang di salib atau keselamatan karena perbuatannya menyesuaikan cara dibaptis. Tapi detail baptisan dalam Alkitab ada tertulis yaitu dalam nama siapa.

Di dalam nama Bapa menyatakan bahwa seseorang memiliki status baru, yaitu diangkat menjadi anak oleh Allah sendiri.  Tentu ini hanya mungkin terjadi oleh penebusan Tuhan Yesus Kristus.

Di dalam nama Anak memberikan penjelasan bahwa kematian dan kebangkitan Yesus Kristus yang disebut juga Anak Allah (mewakili Allah) dan Anak Manusia (mewakili manusia), telah melunasi semua hutang dosa-dosa kita pada salib. Dan Dia telah menjadi jembatan kita kepada Allah yang terpisah jurang dosa. Dalam Dia, kita turut masuk dalam penderitaan, kematian dan kebangkitan Yesus. Kitapun akan dibangkitkan pada akhir zaman.

Sedangkan di dalam Roh Kudus menyatakan pembaharuan hidup yang terus berlangsung oleh kuasa dan karya Roh Kudus Allah, Ia berdiam di dalam hati orang percaya. Roh Kudus juga menjadi meterai Allah dalam diri kita sampai akhir zaman.

Yohanes 1:12  Tetapi semua orang yang menerima-Nya (Yesus Kristus) diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;

Galatia 4:6  Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!"

4.  Yang punya koq dilarang?

Seringkali kalau kita perhatikan bahwa ajaran yang menyalahkan dan menolak baptisan anak itu keluar dari mulut orang-orang dewasa yang tampaknya rohani dan benar.

Walau sebenarnya kalau ditelaah dari sisi Alkitab, tidak tepat.

Sebenarnya adalah, kita tidak boleh menyalahkan baptisan anak atau menolaknya jika nyata sudah sah dalam nama Bapa, Anak dan Roh kudus. Apalagi menyarankan orang yang "baru percaya" untuk dibaptis ulang.

Baptisan anak itu teramat sah dan memiliki hak penuh, sesuai dengan Amanat Agung Tuhan kita.

Bahkan, jika anda membaca ayat-ayat di bawah ini, adalah perkataan Yesus sendiri tentang kerajaan Sorga, pertobatan dan anak-anak kecil yang datang kepada-Nya (dimana orang-orang dewasa atau para murid itu melarang anak-anak itu).

Matius 18:3  lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

Matius 19:14  Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga."

Kita lihat betapa sangat wajar ada orang-orang  yang melarang anak kecil dibaptiskan.

Sama seperti para murid Yesus pada 2 ayat di atas. Terjadi dalam 2 waktu yang berbeda. Pertama pasal 18 Yesus telah menjelaskan betapa pentingnya anak-anak kecil itu, pertobatan harus memiliki sikap sebagai anak kecil yang bergantung penuh pada orang tuanya, yaitu Allah.

Tetapi pada pasal 19 yaitu pada waktu yang berbeda, toh orang-orang dewasa ini juga yang melarang/mengusir anak-anak kecil yang mau bercanda bermain di pangkuan Yesus. Jadi wajar jika zaman sekarangpun banyak orang yang LUPA pentingnya anak-anak kecil ini.

Jadi pertanyaannnya sekarang kepada kita, mengapa kita ragu atau menolak membaptiskan anak-anak kecil kita? Jika sebenarnya merekalah yang lebih layak daripada kita orang dewasa ini?

Mereka yang empunya kerajaan Sorga koq dilarang?

Amin. -md