Wednesday 6 July 2022

Sombong rohani

Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi, dan yang disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah.  Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah.

 

Roma 2:28-29

 




Pernahkah anda bertemu dengan seseorang yang sombong rohani?

 

Sombong rohani adalah suatu sikap dimana seseorang merasa lebih saleh daripada orang lain atas kemampuannya melakukan hal-hal kerohanian ataupun atas perbuatan Tuhan yang baik kepadanya yang disaksikannya sehingga terbandingkan dirinya dengan orang lain yang tidak mendapatkannya.

 

  • Ada orang yang merasa penting karena dirinya dari keluarga terhormat yang banyak memberi sumbangan ke rumah ibadat. Atau karena asalnya dari daerah yang terkenal saleh.

 

  • Ada orang yang merasa sepantasnya dihormati karena gelar kerohanian yang dimilikinya baik dari jalur pendidikan maupun kemampuannya ke tanah suci (misalnya di baptis di sungai Jordan atau ziarah ke Jerusalem).

 

  • Ada orang yang menggebu-gebu bersaksi atas kebaikan Tuhan baginya, baik itu mujizat yang diterimanya maupun berkat yang diterimanya. Dalam kesaksiannya yang berulang-ulang, dia merasa seseorang harus seperti dia atau pasti bisa seperti dia. 

 

    • Misalnya menerima mujizat kesembuhan dari penyakit parah, orang itu mengajak orang lain untuk beriman dan lebih bersungguh-sungguh lagi berdoa meminta kepada Tuhan (padahal mungkin dulu dia tidak juga seperti itu tapi Tuhan hanya berbelas kasihan saja padanya). Sehingga orang-orang yang sebenarnya sudah bersungguh-sungguh berdoa menjadi kecewa saat dirinya tetap sakit. Padahal esensinya bukan oleh mujizat tetapi beriman dalam keadaan apapun.
    • Misalnya juga seseorang yang tadinya sangat berdosa lalu jatuh bangkrut, kemudian bertobat dan terjadi pemulihan sehingga kembali kaya raya. Ini pun bukan berarti orang bertobat akan selalu menikmati berkat/kekayaan.
    • Atau yang lebih sederhana, melayani ke luar negeri dan ketika kembali dia bersaksi bagaimana baiknya Tuhan memberi kesempatan baginya melayani ke luar negeri. Bagaimana tidak kerennya seorang penginjil/hamba Tuhan di pedalaman atau desa jika dibandingkan dengan dia? (Sekalipun dia tidak membandingkan seperti itu tapi kesaksiannya secara tidak langsung merendahkan kesaksian pelayanan orang lain).

 

Orang-orang sombong rohani biasanya tidak berubah secara dasar kepribadiannya. Ada orang telah sembuh karena mujizat, walaupun diselubungi kesaksian bahwa Tuhan baik  tetapi tetap kejam seperti sebelumnya. Ada orang yang hebat karena titel rohaninya tapi yang dicarinya adalah pengakuan orang banyak atas titelnya atau kesuksesan. Ada yang justru mencari dan mengejar berkat menjadi semakin bangga saat mendapat berkat, baginya berkat adalah ukuran kesalehannya.

 

Saat orang lain bertepuk tangan karena kita, atau kagum “wow” (sekalipun dalam hati) atas apa yang terjadi pada kita, saat itulah kita sudah menerima hadiah kita yaitu pujian dari manusia.

 

Tetapi pujian dari Allah itulah hadiah terbesarnya.

 

Amin.

No comments:

Post a Comment